Rabu, 31 Desember 2025

Dialog Lintas Agama, Indonesia-Rusia Tekankan Toleransi dan Keharmonisan


  • Minggu, 16 September 2018 | 22:13
  • | News
 Dialog Lintas Agama, Indonesia-Rusia Tekankan Toleransi dan Keharmonisan Indonesia dan Rusia adakan Dialog Kedua Lintas Agama dan Lintas Media, dengan tema Forging a Resilient State and Civil Society towards Religious Harmony. (Foto: Dok. KBRI Moskow)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indonesia dan Rusia adakan Dialog Kedua Lintas Agama dan Lintas Media, dengan tema Forging a Resilient State and Civil Society towards Religious Harmony.

Indonesia dan Rusia merupakan dua negara besar yang multi-etnik, multi-budaya dan multi-agama. Keanekaragaman merupakan kekayaan yang harus dilestarikan sebagai akar kekuatan dan pemersatu bangsa.

Peran negara, masyarakat dan media sangat penting dalam menciptakan toleransi untuk kerukunan dan keharmonisan, serta perdamaian dunia, termasuk mengatasi berbagai tantangan global.

Hal tersebut mengemuka dalam Dialog Kedua Lintas Agama dan Lintas Media antara Indonesia dan Rusia, yang berlangsung di Civic Chamber of the Russian Federation, Moskow pada 14 September 2018.

Dialog tersebut dihadiri oleh para pejabat pemerintah, tokoh agama dan masyarakat, akademisi, perwakilan media, serta pemerhati kehidupan sosial masyarakat kedua negara.

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, sebagai Ketua Delegasi RI menyampaikan dialog lintas agama sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan saling pengertian dan toleransi. Dialog dapat mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari di masyarakat, seperti ekonomi, pembangunan perdamaian, dan lingkungan hidup.

“Indonesia telah mengambil inisiatif dalam mempromosikan dialog lintas agama dan media dalam diplomasi. Dialog harus memberikan hasil nyata,” kata Cecep Herawan, seperti dikutip dari rilis yang dikirim KBRI Moskow.

Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarus, M. Wahid Supriyadi ikut hadir mendampingi delegasi. Delegasi Indonesia terdiri dari Siti Ruhaini Dzuhayatin, Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, Prof. Azyumardi Azra, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi Birokrasi, Philip K. Widjaja, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Majelis Agama Buddha Indonesia, Pdt. Gomar Gultom, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Zulfiani Lubis, Pemimpin Redaksi IDN Times.

Ketua Delegasi Rusia, Konstantin Shuvalov, Ambassador-at-Larger (Dubes Keliling) Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia, dan juga Utusan Khusus Menteri Luar Negeri Federasi Rusia untuk Kerja Sama dengan Aliansi Peradaban, mengapresiasi peran Indonesia dalam menyebarluaskan pesan damai melalui dialog lintas agama, seperti dalam kerangka kerja sama bilateral dengan Rusia.

“Forum dialog lintas agama yang dipromosikan Indonesia merupakan wadah bagi negara untuk saling belajar dalam menumbuhkan toleransi dan mewujudkan kerukunan masyarakat majemuk," kata Konstantin Shuvalov.

Dalam dialog ini, kedua pihak membahas berbagai hal. Mulai dari tren terkini dan tantangan mengelola kemajemukan, berbagi pengalaman dalam promosi toleransi dan harmoni, pendekatan lunak dalam mengatasi terorisme, radikalisme dan kekerasan ekstrimisme. Dibahas pula peran media dalam mempromosikan toleransi di masyarakat yang multi-budaya.

Kedua pihak sepakat melanjutkan dialog untuk lebih membangun pemahaman di antara masyarakat kedua negara dan kerja sama pendidikan. Kedua pihak juga menilai pentingnya dialog dan interaksi terbuka antar generasi muda, seperti keterlibatan dalam kegiatan Interfaith Camp.

Dubes Wahid mengemukakan bahwa penyelenggaraan dialog lintas agama dan media Indonesia-Rusia ini, dapat lebih mendekatkan hubungan kedua negara yang saat ini berkembang dinamis dan menuju pada kemitraan strategis.

Di samping dialog, selama di Moskow pada 13-15 September 2018, Delegasi Indonesia melakukan serangkaian kegiatan. Di State Insitute of International Relations (MGIMO), salah satu universitas terkemuka di Rusia, Prof. Azyumardi Azra menyampaikan kuliah umum dengan tema Managing Pluralism in Indonesian Perspective. Dan Dr. Siti Ruhaini Dzuhayatin dengan topik The Role of Women in Countering Violent Religious Extremism.

Delegasi Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan perwakilan Gereja Kristen Orthodoks, Dewan Mufti Rusia, dan Kantor Berita Rusia TASS, warga Rusia sahabat Indonesia (Indonesianis), dan warga Indonesia di Rusia, termasuk diaspora Indonesia.

Pada saat kunjungan ke Masjid Agung Moskow dan bertemu dengan Imam Masjid Islam Khazrat Zaripov, Dubes Wahid memberikan kenang-kenangan berupa peci khas Indonesia. Peci itu langsung dipakai oleh Islam Khazrat Zaripov. “Ini mengingatkan saya pada Presiden Soekarno yang pernah berkunjung ke masjid ini pada 1956,” ungkap Zaripov. (Yoely Saleh)

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

News Terbaru