Loading
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat membuka Joint High Level Seminar & Investor Forum, di Jakarta, Jumat (3/10/2025). ANTARA/HO-Bank Indonesia
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) memiliki peluang besar untuk menjadi jangkar stabilitas ekonomi global. Menurutnya, hal ini dapat terwujud melalui penguatan instrumen likuiditas, pemanfaatan teknologi digital, serta kolaborasi lintas negara.
Pernyataan tersebut disampaikan Perry saat membuka Joint High Level Seminar & Investor Forum di Jakarta, Jumat (3/10/2025). Dalam kesempatan itu, ia menekankan komitmen Indonesia untuk menjadi bagian penting dalam penguatan arsitektur keuangan syariah dunia.
Eksyar Berbasis Nilai dan Inovasi
Perry menilai, pengembangan keuangan syariah harus dilakukan dengan pendekatan berbasis nilai dan keyakinan. Artinya, prinsip sosial dan etika tidak boleh dipisahkan dari tujuan keuntungan.
“Inovasi yang berlandaskan nilai, sinergi antarotoritas, dan transformasi digital diyakini dapat membangun sistem keuangan global yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” ujarnya.
Seminar internasional ini turut membahas pemanfaatan teknologi digital dan instrumen syariah inovatif untuk memperluas inklusi keuangan. Selain itu, forum ini juga mempertegas posisi sektor syariah sebagai kekuatan stabilisasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Peran Sukuk dan Pasar Uang Syariah
Perry menyoroti peran Sukuk International Islamic Liquidity Management Corporation (IILM) yang dinilai sebagai solusi praktis dan etis untuk manajemen likuiditas lintas negara.
Indonesia sendiri telah menunjukkan progres nyata. Kehadiran pasar uang syariah dan operasi moneter syariah berhasil memperkuat ekosistem industri melalui instrumen pengelolaan likuiditas bagi perbankan syariah.
Data BI mencatat, sepanjang Januari 2023 hingga Juni 2025, sebanyak 94 persen bank syariah aktif berpartisipasi dalam pasar uang antarbank syariah. Instrumen Syariah Interbank Placement Agreement (SIPA) bahkan mencatat pertumbuhan paling signifikan di periode tersebut.
Perkembangan ini memperlihatkan bahwa pasar uang syariah makin berperan penting sebagai sumber likuiditas efisien, sekaligus memperkuat intermediasi perbankan syariah untuk mendukung stabilitas sistem keuangan nasional maupun global dikutip Antara.
Menuju ISEF ke-12 Tahun 2025
Joint High Level Seminar & Investor Forum merupakan bagian dari rangkaian kegiatan menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 tahun 2025. Acara ini digelar BI bersama IILM, Islamic Financial Services Board (IFSB), dan Islamic Development Bank (IsDB).
Forum internasional ini menghadirkan Asisten Gubernur Bank Negara Malaysia, regulator bidang eksyar, akademisi, lembaga keuangan global, hingga pemimpin industri keuangan syariah dari berbagai negara.
Dengan kolaborasi lintas negara, Perry optimistis bahwa eksyar tidak hanya menjadi alternatif, tetapi juga mampu menjadi jangkar stabilitas ekonomi dunia di masa depan.