Loading
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (16/10/2025) (ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Menjelang satu tahun masa pemerintahan Prabowo-Gibran, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia menjadi salah satu “titik terang” atau bright spot di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menurut Airlangga, pertumbuhan ekonomi nasional berhasil mencapai 5,12 persen pada kuartal II 2025, salah satu yang tertinggi di antara negara-negara anggota G20. Angka inflasi pun terjaga stabil di kisaran 2,5 persen ± 1 persen, menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meski dunia dilanda gejolak.
“IMF menyebut Indonesia sebagai bright spot. Artinya, di tengah ketidakpastian dan situasi global yang sulit diprediksi, ekonomi kita tetap tumbuh positif di atas 5 persen selama tujuh tahun terakhir,” ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Ia menambahkan, selama periode itu Indonesia mencatat pertumbuhan kumulatif sekitar 35 persen, bukti bahwa perekonomian nasional masih mampu berlayar stabil di tengah ombak global.
Stabilitas Fiskal dan Rekor Baru IHSG
Selain pertumbuhan ekonomi yang solid, Airlangga juga menyoroti stabilitas fiskal yang tetap terjaga. Defisit APBN masih di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dan rasio utang pemerintah termasuk yang terendah di antara negara G20.
Tiga lembaga pemeringkat internasional pun masih menempatkan Indonesia pada peringkat layak investasi dengan outlook stabil.Kondisi positif itu tercermin dari pasar keuangan nasional.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 8.200, sementara cadangan devisa mencapai 157 miliar dolar AS pada Maret 2025—angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia.
Pemerintah juga merealisasikan sejumlah kebijakan strategis, seperti pembentukan bank emas (bullion bank), penempatan Rp200 triliun di perbankan untuk memperkuat likuiditas, serta penghapusan utang macet UMKM produktif sebagai bentuk keberpihakan terhadap pelaku usaha kecil.
Investasi dan Lapangan Kerja Terus Tumbuh
Pada semester I 2025, realisasi investasi mencapai Rp942,9 triliun, naik 13,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Investasi tersebut menyerap lebih dari 1,2 juta tenaga kerja baru di berbagai sektor.
“Capaian ini tentu berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Airlangga.
Bukti lainnya, angka kemiskinan nasional turun menjadi 8,47 persen, terendah sepanjang sejarah Indonesia, dengan jumlah penduduk miskin 23,85 juta orang per Maret 2025.
Untuk memperluas akses permodalan, pemerintah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada lebih dari 3,46 juta pelaku UMKM, petani, dan nelayan hingga September 2025.
Langkah Strategis di Paruh Kedua 2025
Memasuki semester II 2025, pemerintah melanjutkan stimulus ekonomi lewat Program Paket Ekonomi 8+4+5 serta Program Magang Nasional.Langkah ini diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat sekaligus memperkuat multiplier effect di berbagai sektor.
Dari sisi hubungan internasional, Indonesia resmi bergabung dengan BRICS dan berhasil menurunkan tarif resiprokal perdagangan dengan Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen.
Selain itu, dua kerja sama besar — IEU CEPA dan Indonesia-Canada CEPA — diharapkan membuka pasar ekspor yang lebih luas bagi produk-produk nasional.
“Indonesia tidak hanya bertahan di tengah badai global. Kita justru tumbuh, berinovasi, dan memimpin dengan fondasi ekonomi yang kuat,” tegas Airlangga.
Investasi Jadi Motor Utama Pertumbuhan
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menekankan pentingnya investasi sebagai penggerak utama ekonomi nasional.
Menurutnya, kontribusi investasi terhadap PDB melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencapai 27,83 persen, sementara konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang tertinggi.
“Ke depan, investasi akan berperan lebih besar dalam memperkuat perekonomian. Untuk mencapai target pertumbuhan 8 persen, investasi harus menjadi motor utama penggerak nasional,” ujarnya dikutip Antara.
Dengan berbagai capaian tersebut — mulai dari pertumbuhan ekonomi, investasi, penurunan kemiskinan, hingga stabilitas fiskal — Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai titik terang ekonomi dunia di tengah ketidakpastian global.