Loading
Rupiah Melemah, Pasar Tunggu Hasil RDG BI dan Data Inflasi AS. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah akan cenderung melemah seiring para investor menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan rilis data inflasi Amerika Serikat yang dijadwalkan pada Jumat (24/10).
Pada pembukaan perdagangan Rabu, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 14 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp16.601 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.587 per dolar AS.
“Hasil RDG yang dimulai kemarin akan diumumkan sore ini. Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Josua di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, ruang untuk penurunan suku bunga masih terbuka karena inflasi inti tetap terkendali dan tingkat suku bunga riil relatif tinggi. Selain itu, permintaan domestik belum sepenuhnya pulih, terlihat dari melemahnya tingkat keyakinan konsumen, sehingga penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong konsumsi dan penyaluran kredit.
Likuiditas perbankan yang semakin baik juga membuat transmisi kebijakan moneter lebih efektif, memungkinkan dampak penurunan bunga lebih cepat dirasakan oleh sektor riil.
Di sisi lain, tekanan terhadap rupiah dinilai masih terjaga berkat surplus neraca perdagangan, intervensi Bank Indonesia di pasar spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta faktor revaluasi cadangan devisa yang memberikan ruang aman bagi kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
“Hari ini, rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.550 hingga Rp16.650 per dolar AS,” kata Josua dikutip Antara.