Rabu, 31 Desember 2025

Rusia Tegaskan Utamakan Kepentingan Nasional di Pertemuan Putin–Trump


 Rusia Tegaskan Utamakan Kepentingan Nasional di Pertemuan Putin–Trump Rusia Tegaskan Utamakan Kepentingan Nasional di Pertemuan Putin–Trump. (Univ Airlangga)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Rusia menegaskan akan memprioritaskan kepentingan nasionalnya dalam pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dijadwalkan berlangsung Jumat mendatang di Alaska.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Alexey Fadeyev, dalam konferensi pers di Moskow, Rabu (13/8).

Menurut Fadeyev, seluruh posisi negosiasi yang dibawa oleh delegasi Rusia didasarkan sepenuhnya pada kepentingan nasional. Ia juga membantah spekulasi media Barat tentang kemungkinan pertukaran wilayah antara Rusia dan Ukraina sebagai bagian dari kompromi perdamaian. Ia menegaskan bahwa struktur teritorial Federasi Rusia bersifat final dan diatur dalam konstitusi negara.

 

Pada 2022, Rusia “menggabungkan” empat wilayah Ukraina, yang oleh Barat disebut sebagai “pencaplokan (aneksasi).” Moskow tidak sepenuhnya menguasai wilayah tersebut, namun mengendalikan sebagian wilayah lain seperti Sumy, Kharkiv, dan Dniepr.

Sejumlah laporan media menyebut Rusia mungkin akan menukar wilayah tersebut untuk mendapatkan kendali penuh atas empat wilayah yang diklaim.

Fadeyev juga mengonfirmasi kehadiran Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dalam pertemuan mendatang.

“Ya, saya bisa memastikan partisipasi Lavrov dalam acara yang direncanakan Jumat depan di Alaska,” ujarnya, sambil mengarahkan pertanyaan tentang rincian agenda kepada Kremlin.

Pejabat itu mengatakan pertemuan tersebut seharusnya membahas “semua masalah yang menumpuk, mulai dari krisis Ukraina hingga hambatan dalam membangun dialog bilateral yang normal dan fungsional.”

Pekan lalu, Trump mengumumkan pertemuan di Alaska, yang kemudian dikonfirmasi oleh Penasihat Presiden Rusia Yury Ushakov. Keduanya menyebut fokus pembahasan adalah penyelesaian damai untuk Ukraina, dengan rencana pertemuan lanjutan di Rusia.

Menanggapi upaya Uni Eropa yang disebut-sebut ingin memengaruhi Washington sebelum pertemuan puncak, Fadeyev menilai langkah tersebut sebagai  tindakan yang tidak signifikan secara politik maupun praktis.” Para pemimpin Eropa menggelar pertemuan virtual pada Rabu, yang dihadiri Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Diplomat itu juga menuduh Kiev meningkatkan “aksi teror” menjelang pertemuan puncak, merujuk pada laporan Kementerian Pertahanan yang menuding adanya rencana serangan rekayasa di Kharkiv terhadap fasilitas sipil untuk menyalahkan Rusia dan menggagalkan pembicaraan Putin-Trump.

Menurut Fadeyev, Kiev “tidak memikirkan perdamaian dan menganggap negosiasi hanya sebagai cara untuk memperpanjang pertempuran dan mempertahankan kekuasaan.”

Saat ditanya mengenai inisiatif Rusia membentuk tiga kelompok kerja untuk membahas berbagai aspek penyelesaian konflik Ukraina, ia mengatakan Moskow masih menunggu tanggapan Kiev terkait pembentukan kelompok negosiasi tersebut.

Terkait kemungkinan pasokan senjata dari Azerbaijan ke Ukraina, Fadeyev memperingatkan hal itu akan memperburuk konflik.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru