Loading
Wali Kota Jakarta Timur Munjirin dalam kegiatan apel deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (GEMPAR) di Kantor Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Senin (24/11/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Kecamatan Cakung tercatat sebagai wilayah dengan kasus kebakaran tertinggi di Jakarta Timur sepanjang tahun 2025. Data Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menunjukkan sebanyak 62 kejadian kebakaran terjadi hingga November 2025.
Wali Kota Jakarta Timur, Munjirin, menyampaikan kondisi tersebut usai apel deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (GEMPAR) di Kantor Kecamatan Cakung, Senin (24/11/2025). Ia menyebut tingginya angka kebakaran menandakan kawasan itu masih dalam kondisi rawan dan membutuhkan upaya pencegahan lebih serius.
“Ancaman kebakaran di Kecamatan Cakung masih cukup tinggi. Potensi kerugian bisa jauh lebih besar apabila pencegahan dan penanganan tidak dilakukan secara serius sejak dini,” kata Munjirin.
Cakung merupakan salah satu wilayah dengan permukiman padat dan kawasan industri yang berdampingan. Kondisi tersebut dinilai memperbesar risiko kebakaran, baik di lingkungan tempat tinggal maupun fasilitas usaha.
Menurut Munjirin, korsleting listrik serta kelalaian penggunaan peralatan rumah tangga menjadi pemicu terbesar insiden kebakaran. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan ikut serta dalam upaya mitigasi.
“Minimal satu rumah satu APAR. Ini bagian dari ikhtiar bersama menekan risiko kebakaran,” ujarnya dikutip Antara.
Pemerintah Kota Jakarta Timur mendorong percepatan pelaksanaan program GEMPAR sesuai Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 5 Tahun 2025. Program tersebut menargetkan setiap rumah dan bangunan memiliki alat pemadam api ringan sebagai langkah penanganan awal.
Munjirin mengapresiasi peran tokoh masyarakat dan warga yang telah mendukung deklarasi GEMPAR serta membeli APAR secara mandiri. Ia menegaskan bahwa partisipasi masyarakat menjadi faktor penting dalam menekan angka kejadian kebakaran di wilayah tersebut.
Berdasarkan data Gulkarmat DKI Jakarta, dari Januari hingga pertengahan Juli 2025 tercatat 922 kasus kebakaran di Ibu Kota. Jakarta Barat menjadi wilayah dengan kejadian terbanyak, yaitu 260 kasus, disusul Jakarta Timur dengan 242 kasus. Sementara objek yang paling sering terbakar adalah bangunan perumahan, bangunan umum/perdagangan, dan kendaraan.