Loading
Pemerintah Jepang minta Facebook Inc melindungi data pengguna mereka (Net)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Usai kasus yang Cambridge Analytica awal tahun ini jadi momok di dunia medsos, pemerintah Jepang bakal meminta Facebook Inc untuk bekerja lebih baik dalam melindungi data pengguna mereka.
Pemerintah Jepang bergabung dengan Inggris Raya untuk menyelidiki kasus kebocoran data ini, kata Reuters mengutip laporan dari Kyodo. Jepang menilai raksasa media sosial ini tidak memiliki manajemen data pribadi yang layak dan gagal untuk berkomunikasi dengan penggunanya.
Komisi Perlindungan Informasi Pribadi Jepang disebut akan mengeluarkan pernyataan resmi untuk Facebook pada Senin (22/10/2018) waktu setempat, namun, komisi menolak berkomentar mengenai kabar ini.
Facebook tahun ini menjadi incaran regulator internet dunia karena kasus kebocoran data, yang disebut sebagai skandal terbesar di dunia teknologi. Data milik 87 juta pengguna Facebook secara ilegal diakses oleh firma konsultan politik Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye Donald Trump pada Pilpres Amerika Serikat 2016 lalu.
Sebelumnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg sempat menyampaikan 6 langkah yang disiapkan media sosial itu agar peristiwa serupa tak lagi terulang.
1. Memeriksa platform FacebookJadi, Facebook akan memeriksa semua aplikasi yang memiliki akses atas informasi dalam jumlah besar. Selain itu, Facebook juga akan melakukan audit menyeluruh terhadap aplikasi dengan aktivitas mencurigakan dan memblokir pengembang yang ketahuan melakukan penyalahgunaan data.
2. Memberikan informasi pada pengguna soal penyalahgunaan dataFacebook juga akan menginformasikan kepada pengguna apabila ada data yang disalahgunakan oleh aplikasi tertentu. Raksasa media sosial itu menyiapkan cara bagi pengguna untuk mengetahui apakah data pengguna dapat diakses oleh aplikasi 'thisisyourdigitallife'. Dalam keterangannya, Facebook juga akan menghapus aplikasi yang telah menyalahgunakan data, termasuk memberi tahu seluruh pengguna aplikasi.
3. Menonaktifkan akses aplikasi yang tak dipakaiJika seseorang tak menggunakan selama tiga bulan terakhir, Facebook juga akan menonaktifkan akses terhadap data pengguna yang dimiliki oleh aplikasi itu.
4. Membatasi data yang dapat diakses Facebook LoginFacebook juga mengubah fitur login di platform-nya, sehingga ada pembatasan pilihan data yang dapat diminta aplikasi. Jadi, aplikasi hanya dapat meminta nama, foto profil, dan alamat email. Permintaan di luar tiga komponen tersebut harus melalui persetujuan Facebook.
5. Mendorong pengguna Facebook mengelola aplikasi yang digunakanFacebook telah menampilkan aplikasi apa saja yang terhubung dengan akun pengguna, termasuk memungkinkan pengguna mengontrolnya. Ke depan, Facebook akan membuat pengaturan ini lebih mudah ditemukan dan diakses.
6. Memberikan penghargaan pada orang yang menemukan risiko keamanan di FacebookTerakhir, raksasa media sosial ini juga mengembangkan program bug bounty, sehingga pengguna Facebook dapat melapor apabila ada penyalahgunaan data yang dilakukan oleh pengembang aplikasi.