Rabu, 31 Desember 2025

ULASAN: Kroasia, si Kuda Hitam yang Ingin Mengukir Sejarah Baru


  • Sabtu, 14 Juli 2018 | 18:00
  • | Bola
 <b>ULASAN:</B> Kroasia, si Kuda Hitam yang Ingin Mengukir Sejarah Baru Lorens Yustian Gewar (Istimewa)

Oleh: Lorens Yustian Gewar

PADA Piala Dunia 2018 Rusia sebenarnya bukan hanya Belgia yang punya generasi emas. Selain Belgia, ada Kroasia. Di turnamen empat tahunan ini, tim dari Semenanjung Balkan ini membawa pemain generasi emas yang mendunia, dengan usia rata-rata 27 tahun, 10 bulan.

Sebut saja tiga nama yang menjadi pilar utama di lini tengah Kroasia, ada Luka Modric (dirigen utama Real Madrid), Ivan Rakitic (gelandang cerdas Barcelona) dan Mateo Kovacic (gelandang bertahan Real Madrid). Di lini depan ada trisula maut yang siap mengobrak-abrik pertahanan Prancis, ada Mario Mandzukic (Juventus), Ivan Perisic (Inter Milan) dan Nikola Kalinic (AC Milan). Di belakang, ada palang pintu tangguh Liverpool, Dejan Lovren dan Damagoj Vida yang selalu tampil lugas dan tanpa kompromi.

Sebagai tim bertabur bintang, Kroasia merupakan satu dari tiga negara yang tidak pernah memainkan satu pun pemainnya yang berasal dari liga domestik sepanjang babak kualifikasi. Sebutan pemain generasi emas bagi tim Kroasia memang sengaja tidak secara gencar dipublikasikan seperti Belgia karena ini menjadi bagian dari strategi, agar Luka Modric cs. tidak terbebani secara psikologi. Slatko Dalic, sang pelatih lebih suka bila tim asuhannya disebut sebagai si kuda hitam di Piala Dunia kali ini.

Partai final Piala Dunia 2018 akan digelar pada Minggu bisa malam (15/7/2018), pukul 22.00 WIB di Luzhniki Stadium. Si kuda hitam, Kroasia akan menghadapi Les Bleus, Prancis yang menjadi salah satu tim unggulan di Piala Dunia kali ini.

Kroasia melenggang ke partai puncak setelah menguburkan mimpi indah Inggris, 2-1 lewat pertandingan yang berlangsung ketat dan seru. Sementara Prancis lolos ke partai final setelah menghempas Belgia dengan skor tipis,1-0 di semifinal.

Pertemuan kedua tim ini kembali mengingatkan kita pada pertemuan mereka di turnamen yang sama, tahun 1998 silam. Pada Piala Dunia 1998, keduanya bertemu di partai semifinal. Kroasia sebagai tim debutan ditundukkan tuan rumah, , Prancis dengan skor, 1-2.

Kekalahan Davor Suker cs. di semifinal 20 tahun silam kini telah menjadi sebuah motivasi bagi Luka Modric cs. Kroasia siap untuk menebus kekalahan itu. Sebuah kekalahan yang menyakitkan lewat dua gol yang diborong back Prancis, Lilian Thuram. Bagi tim Vatreni, inilah waktu yang tepat untuk membalas dendam.

Untuk menghadapi partai final nanti, sang pelatih Slatko Dalic pun bersesumbar bahwa ketahanan mental anak asuhnya telah teruji sejak fase grup dan ini menjadi modal utama Kroasia untuk bermain dan memenangi partai final. Dalic sangat percaya, tim asuhannya bakal menampilkan permainan berkelas dengan tidak mengandalkan individu tetapi kerjasama tim, seperti yang ditampilkan selama ini.

Tentang siklus juara baru di setiap 20 tahunan di ajang Piala Dunia, bagi Kroasia ini merupakan motivasi tambahan yang berkaitan dengan faktor alam. Modric cs. akan tetap fokus dan siap tampil maksimal di final nanti.

Mampukah anak-anak Semenanjung Balkan mewujudkan ambisi mereka? "Mari kita lihat apa yang terjadi setelah Piala Dunia," ungkap Modric dalam sebuah wawancara dengan Four Four Two beberapa waktu lalu. Sebuah ungkapan sarat makna. Sejumlah pengamat pun memberikan sinyal positif, Kroasia memang pantas untuk itu. Selamat menonton!!

Penulis adalah pemerhati sepak bola, tinggal di Maumere, Flores, NTT

Editor : Patricia Aurelia

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Bola Terbaru