Selasa, 30 Desember 2025

CORE: Harga Minyak Naik, Risiko Suku Bunga Tertahan, Kredit Bisa Melambat


 CORE: Harga Minyak Naik, Risiko Suku Bunga Tertahan, Kredit Bisa Melambat  Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal. (Investor Daily)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengingatkan bahwa kenaikan harga minyak global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat memicu pengetatan kebijakan moneter di dalam negeri.

Faisal mengatakan, lonjakan harga minyak berpotensi meningkatkan inflasi global. Kondisi ini mendorong bank sentral di berbagai negara untuk menyesuaikan suku bunga acuannya, termasuk Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat.

“Kalau harga minyak naik, inflasi global ikut naik, dan itu biasanya direspons dengan kenaikan suku bunga oleh bank sentral. The Fed bisa menaikkan lagi suku bunganya,” ujar Faisal.

Ia menambahkan bahwa dampaknya juga akan dirasakan di Indonesia. Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memilih untuk tidak menurunkan suku bunga acuan demi menjaga stabilitas pasar keuangan.

Dengan kenaikan atau tidak turunnya suku bunga acuan BI, terang Faisal, bisa menyebabkan penyaluran kredit oleh bank-bank komersial di Tanah Air ke sektor riil semakin terhambat dan tertahan.

Seiring dengan itu, lanjutnya, akan mendorong penurunan penyaluran kredit serta penurunan tingkat Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan- perbankan dalam negeri.

“Sekarang kan (pertumbuhan kredit) sudah single digit, bahkan single digitnya sudah 8 persenan. Nah, bisa lebih turun lagi dan otomatis ini akan berdampak ke sektor riil, ke pertumbuhan ekonomi,” ujar Faisal.

Pada perdagangan Kamis (19/06) pukul 19.15 WIB, harga minyak dunia Brent Oil tercatat berada di level 77,60 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak mentah Crude Oil WTI berada di level 74,36 dolar AS per barel.

Sementara itu, saat ini tingkat suku bunga acuan The Fed tercatat di level 4,25-4,50 persen, sedangkan suku bunga acuan BI tercatat di level 5,50 persen.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru