Jumat, 01 Agustus 2025

Sri Mulyani Tanggapi Ancaman Tarif Trump ke Negara BRICS: Indonesia Masih Pantau Situasi


 Sri Mulyani Tanggapi Ancaman Tarif Trump ke Negara BRICS: Indonesia Masih Pantau Situasi Menkeu Sri Mulyani Indrawati. (BPMI)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, angkat bicara soal ancaman tarif 10 persen yang dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap negara-negara yang tergabung dalam BRICS. Ia menyatakan bahwa pemerintah Indonesia masih terus memantau dinamika kebijakan perdagangan global yang berkembang tersebut.

"Kita akan terus mengikuti perkembangannya. Indonesia saat ini masih dalam proses pembicaraan dengan pemerintah AS," ujar Sri Mulyani usai menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (7/7/2025).

Kebijakan Trump Dinilai Berdampak pada Stabilitas Ekonomi Global

Sri Mulyani menilai bahwa ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan proteksionis seperti tarif tambahan dari AS menjadi perhatian serius dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Menurutnya, dinamika ekonomi internasional, termasuk wacana tarif resiprokal dan ketegangan geopolitik, kini menjadi bagian integral dari pertimbangan penyusunan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF).

“Pemerintah akan menyusun RAPBN 2026 dengan penuh kehati-hatian, mempertimbangkan kondisi domestik dan perkembangan global secara bersamaan,” katanya.

BRICS, Dedolarisasi, dan Tanggapan Trump

Pernyataan keras dari Trump muncul bertepatan dengan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, di mana Presiden RI Prabowo Subianto turut hadir. Trump, melalui unggahan di platform Truth Social pada Minggu (6/7), menyebut bahwa negara-negara BRICS dianggap “tidak mendukung Amerika Serikat” dan karenanya akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10 persen.

“Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini,” tulisnya.

Lebih jauh, Trump juga mengecam langkah BRICS yang berencana mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi internasional—a wacana yang dikenal sebagai dedolarisasi. Ia bahkan mengancam akan menaikkan tarif hingga 100 persen bagi negara yang terus mendorong penggantian dolar AS dalam perdagangan global.

“Jika mereka tetap melakukannya, mereka akan dikenakan tarif 100 persen,” ujar Trump dalam unggahan terpisah.

Posisi Indonesia di Tengah Ketegangan Global

Menyikapi perkembangan ini, Sri Mulyani menekankan bahwa Indonesia akan mengambil langkah strategis dengan tetap menjalin komunikasi aktif dengan mitra-mitra global, termasuk Amerika Serikat.

“Yang jelas, kita harus menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global yang sangat dinamis,” pungkasnya dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru