Selasa, 30 Desember 2025

Indonesia Jajaki Kerja Sama Sistem Keuangan dengan Otoritas Australia untuk Perkuat Stabilitas Ekonomi


 Indonesia Jajaki Kerja Sama Sistem Keuangan dengan Otoritas Australia untuk Perkuat Stabilitas Ekonomi Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono. (Foto: Kemenkeu)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, membuka peluang kerja sama strategis di bidang sistem keuangan dengan Australian Prudential Regulation Authority (APRA).

Inisiatif ini dilakukan dalam forum pertemuan bilateral yang menjadi bagian dari Economic Policy Dialogue tahunan antara Kementerian Keuangan RI dan Australian Treasury.

Langkah ini sejalan dengan restrukturisasi kelembagaan yang tengah dijalankan Kementerian Keuangan RI. Tahun 2025 menjadi tonggak penting dengan hadirnya Direktorat Jenderal Pengembangan dan Stabilitas Sektor Keuangan. Direktorat ini didesain untuk memperkuat sistem keuangan nasional agar semakin tangguh, inovatif, dan mampu merespons tantangan global secara berkelanjutan.

Dalam diskusi tersebut, kedua negara juga menyoroti pentingnya Omnibus Law on the Financial Sector sebagai pijakan reformasi besar yang tengah ditempuh Indonesia. Regulasi ini dinilai krusial dalam mempercepat realisasi visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam membangun sektor keuangan yang inklusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

APRA dinilai sebagai mitra strategis dalam pertukaran pengetahuan, terutama dalam penguatan tata kelola, pengawasan lintas sektor, serta manajemen risiko sistemik. Dalam pembicaraan, dibahas pula penguatan koordinasi antara Financial Sector Stability Committee (KSSK) di Indonesia dan Council of Financial Regulators (CFR) di Australia. Keduanya memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan saat menghadapi tekanan pasar, termasuk isu global seperti ekonomi digital dan perubahan iklim.

Tak hanya itu, APRA juga mengapresiasi langkah Indonesia dalam menghadapi dinamika ekonomi global, termasuk respons terhadap ketegangan perdagangan Amerika Serikat dan strategi diversifikasi investor. Salah satu bentuk konkret dari kemitraan Indonesia-Australia adalah penerbitan Kangaroo Bond, yang menjadi sarana menarik minat investor Australia untuk berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.

Menurut APRA, investor Australia secara umum menaruh kepercayaan tinggi terhadap kebijakan fiskal dan ekonomi Indonesia. Potensi ekonomi Indonesia yang besar, dikombinasikan dengan reformasi kelembagaan yang progresif, dinilai menjadi daya tarik utama dalam kerja sama bilateral keuangan antara kedua negara dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru