Rabu, 31 Desember 2025

Prabowo Instruksikan Pemanfaatan Lahan Tak Berizin untuk Pertanian dan Perkebunan Produktif


 Prabowo Instruksikan Pemanfaatan Lahan Tak Berizin untuk Pertanian dan Perkebunan Produktif Ilustrasi- Presiden RI Prabowo Subianto meninjau persiapan demplot (Demonstrasi Plot) padi di Desa Wanam, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). (Foto: Dok. Gerindra)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya memanfaatkan lahan-lahan yang belum berizin untuk dikelola menjadi lahan produktif, baik pertanian maupun perkebunan. Instruksi ini disampaikan saat rapat terbatas di kediaman pribadinya, Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/8/2025).

Rapat tersebut dihadiri oleh jajaran menteri Kabinet Merah Putih serta direktur utama BUMN di sektor pertanian dan perkebunan. Menurut Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, rapat ini menjadi bagian pertama dari rangkaian tiga rapat terbatas yang dipimpin Presiden pada hari tersebut.

“Rapat pertama membahas bagaimana negara dapat segera mengelola lahan-lahan tidur untuk pertanian dan perkebunan,” ujar Teddy. Namun, detail pembahasan rapat tidak bisa dibuka ke publik karena bersifat tertutup.

Menteri yang hadir antara lain:

Menko Pangan Zulkifli Hasan

Menteri Investasi & Hilirisasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman

Menteri Kelautan & Perikanan Sakti Wahyu Trenggono

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi

Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya

Pemanfaatan lahan yang sebelumnya tidak produktif ini merupakan strategi pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong swasembada pangan nasional.

Dalam Pidato Kenegaraan 15 Agustus 2025, Presiden Prabowo menyoroti keberhasilan program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan selama 10 bulan terakhir. Hasilnya, Indonesia kini surplus beras dan cadangan beras nasional mencapai lebih dari 4 juta ton, angka tertinggi sepanjang sejarah.

Presiden menekankan, “Tidak ada negara kuat tanpa mampu memproduksi pangan sendiri. Pemerintah membuka jutaan hektare sawah baru di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera, Papua, dan beberapa daerah lain.”

Selain ekstensifikasi lahan, pemerintah juga fokus pada intensifikasi pertanian. Langkah ini meliputi distribusi pupuk langsung ke petani, penyediaan alat-alat pertanian, hingga penetapan harga beli gabah sebesar Rp6.500 per kilogram agar petani mendapat keuntungan nyata.

Dengan strategi ini, pemerintah berharap lahan-lahan tidur dapat menjadi sumber produksi pangan yang produktif, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani Indonesia dikutip Antara.

 

---

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru