Kamis, 07 Agustus 2025

Dompet Digital vs Tunai: Mana yang Lebih Baik untuk Budgeting?


 Dompet Digital vs Tunai: Mana yang Lebih Baik untuk Budgeting? Ilustrasi - Transaksi melalui dompet digital. (faspay.co.id)

DI ERA digital seperti sekarang, belanja cukup dengan satu kali tap di layar smartphone. Tak perlu lagi membawa uang tunai, apalagi koin. Tapi di tengah kemudahan ini, muncul pertanyaan penting: apakah dompet digital lebih baik daripada uang tunai dalam membantu kita mengatur keuangan?

Menurut laporan DSInnovate (2023), penggunaan e-wallet di Indonesia terus meningkat, dengan lebih dari 80% Gen Z dan milenial menggunakan dompet digital seperti GoPay, OVO, DANA, dan ShopeePay secara aktif. Namun, tidak semua orang merasa lebih hemat setelah beralih ke cashless.

Lalu, mana yang sebenarnya lebih efektif untuk budgeting?

1. Dompet Digital: Praktis tapi Rentan Lupa Diri

Mudah dilacak lewat history transaksi

Banyak promo cashback dan diskon

Terhubung dengan berbagai layanan (e-commerce, transportasi, food delivery)

Kekurangan:

Terlalu praktis = terlalu impulsifBanyak orang tak sadar sudah menghabiskan uang karena hanya "gesek digital"

Sulit merasa “sakit kehilangan uang” karena tak melihat uang fisik keluar

“Cashless memang memudahkan, tapi risikonya adalah hilangnya emotional spending awareness,” ujar Ligwina Hananto, perencana keuangan dari QM Financial, dalam seminar finansial oleh Katadata Insight Center beberapa waktu yang lalu.

2. Uang Tunai: Jadul Tapi Bikin Lebih Sadar

Kelebihan:

Membuat kita lebih sadar saat mengeluarkan uang

Batas pengeluaran terasa lebih nyata

Efektif untuk metode budgeting seperti cash envelope system

Kekurangan:

Tidak efisien untuk transaksi online

Risiko kehilangan fisik (dicuri atau hilang)

Menurut penelitian Harvard Business Review, orang cenderung membelanjakan 15–20% lebih sedikit saat menggunakan tunai dibanding kartu atau dompet digital karena ada rasa “kehilangan” secara psikologis.

3. Gabungkan Keduanya: Strategi Hybrid Budgeting

Solusi terbaik mungkin bukan memilih salah satu, tapi menggabungkan keduanya secara strategis.

Contoh:

Gunakan tunai untuk kategori yang mudah boros, seperti jajan atau belanja spontan

Gunakan dompet digital untuk pembayaran rutin seperti tagihan, transportasi, atau kebutuhan pokok

Tetapkan limit saldo dompet digital mingguan agar tetap terkontrol

Bahkan banyak aplikasi dompet digital kini sudah menyediakan fitur pengingat belanja, pembagian kategori, dan laporan pengeluaran, yang bisa dimanfaatkan untuk evaluasi bulanan.

Dompet digital memang menawarkan kemudahan, tapi uang tunai masih punya tempat bagi mereka yang ingin lebih sadar dalam membelanjakan uang. Kuncinya ada pada kontrol diri dan kebiasaan finansial yang sehat.

Jadi, bukan soal mana yang lebih canggih atau lebih jadul—melainkan mana yang lebih cocok dengan gaya hidup dan tujuan keuanganmu.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Finansialku Terbaru