Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Otoritas dalam negeri di Jalur Gaza menyerukan penghentian penerjunan bantuan kemanusiaan melalui udara. Mereka menyebut metode tersebut justru memperburuk situasi kemanusiaan dan menyebabkan korban jiwa di tengah populasi yang sudah tertekan oleh konflik dan kelangkaan pangan.
Dalam pernyataan resminya pada Rabu, Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan bahwa penerjunan bantuan memicu kerumunan dan aksi saling berebut di antara warga yang putus asa.
“Hal ini telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa, termasuk di antaranya wanita dan anak-anak,” kata pernyataan tersebut.
Kementerian juga mengungkap bahwa dalam beberapa kasus, kontainer bantuan jatuh langsung ke permukiman dan tenda pengungsian, yang menyebabkan cedera hingga kematian. “Penerjunan ini tidak hanya tidak efektif, tetapi juga berbahaya,” lanjutnya.
Di tengah kelangkaan pangan akut di Gaza, metode pengiriman bantuan melalui udara menyebabkan kekacauan dan meningkatkan korban jiwa, kata Kementerian Dalam Negeri.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini adalah dengan membuka semua titik perbatasan darat demi memastikan bantuan kemanusiaan dan pangan (melalui darat) mengalir tanpa halangan," demikian pernyataan otoritas di Gaza itu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Juli lalu melaporkan peningkatan pesat kasus kematian akibat malanutrisi di Jalur Gaza.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa malanutrisi akut berdampak pada 10 persen populasi Gaza, sementara lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa turut didiagnosis menderita malanutrisi parah.
Ia memperingatkan bahwa bencana kelaparan tersebut semakin memburuk akibat dihentikannya pengiriman bantuan kemanusiaan dan adanya pembatasan akses.
Kemudian pada 26 Juli, pihak Israel mengizinkan kembali penerjunan bantuan kemanusiaan dilaksanakan oleh negara-negara asing.
Israel diketahui mengelola penyaluran bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza melalui "Yayasan Kemanusiaan Gaza" (GHF) yang didukung Amerika Serikat. Titik penyaluran bantuan oleh GHF difokuskan di wilayah selatan Gaza.
Namun, laporan media menyebutkan bahwa pasukan Zionis juga terus menembaki warga Palestina yang mengantre demi makanan.