Rabu, 31 Desember 2025

Spotify Perketat Aturan Musik AI: Larangan Suara Tiruan & Filter Anti-Spam Diluncurkan


 Spotify Perketat Aturan Musik AI: Larangan Suara Tiruan & Filter Anti-Spam Diluncurkan Logo Spotify. ANTARA/HO-Spotify

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Platform streaming musik Spotify resmi mengumumkan kebijakan baru terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam industri musik. Aturan ini bertujuan meningkatkan transparansi, mencegah penyalahgunaan teknologi, sekaligus melindungi hak artis di tengah maraknya tren musik buatan AI.

Salah satu langkah utama adalah penerapan standar industri baru bernama DDEX. Dengan sistem ini, label rekaman, distributor, hingga mitra musik bisa mencantumkan informasi detail soal penggunaan AI dalam sebuah lagu, baik pada vokal, instrumen, maupun tahap pascaproduksi. Data tersebut nantinya ditampilkan dalam bagian kredit lagu.

“Kami memahami AI akan dipakai dalam banyak cara, mulai dari alat bantu kreatif hingga eksperimen penuh. Standar ini memungkinkan informasi yang lebih akurat, bukan sekadar membagi karya menjadi ‘musik AI’ atau ‘bukan AI’,” jelas Sam Duboff, Global Head of Marketing and Policy SpotifyM dilansir dari Tech Crunch pada Kamis (25/9/2025).

Larangan Tiruan Suara dan Deepfake

Spotify juga menegaskan larangan keras terhadap penggunaan tiruan suara berbasis AI tanpa izin, termasuk deepfake maupun replika vokal artis. Konten semacam itu akan langsung dihapus dari platform.

Saat ini, sebanyak 15 label dan distributor telah berkomitmen mengadopsi DDEX. Spotify berharap lebih banyak pihak mengikuti langkah tersebut demi menjaga kredibilitas musik digital.

Filter Anti-Spam untuk Musik AI

Selain soal transparansi, Spotify juga memperkenalkan filter baru untuk melawan musik spam yang kerap diunggah massal menggunakan AI. Filter ini dirancang untuk mendeteksi pola manipulasi seperti duplikasi lagu, penggunaan trik SEO dalam rekomendasi, hingga penyalahgunaan sistem pencarian.

“AI membuat praktik manipulatif semakin mudah dan masif. Karena itu kami memperkuat sistem agar pengguna tidak terjebak konten berkualitas rendah,” tambah Duboff dikutip Antara.

Spotify juga akan bekerja sama dengan distributor untuk mencegah kasus “profile mismatches”, yaitu ketika lagu diunggah ke akun artis lain dengan tujuan menipu pendengar.

AI Masih Didukung untuk Kreativitas

Meski memperketat aturan, Spotify menegaskan tidak menutup pintu bagi penggunaan AI secara etis. “Kami tidak berniat menghukum artis yang menggunakan AI dengan cara autentik dan bertanggung jawab. Justru kami ingin teknologi ini menjadi alat untuk mendorong kreativitas,” ujar Charlie Hellman, VP & Global Head of Music Spotify.

Kebijakan baru ini muncul di tengah semakin populernya musik berbasis AI. Beberapa bulan lalu, band virtual Velvet Sundown sempat viral di Spotify, memicu perdebatan soal transparansi label AI. Sementara itu, pesaing Spotify, Deezer, melaporkan bahwa sekitar 18 persen unggahan musik hariannya kini dibuat sepenuhnya oleh AI, atau setara lebih dari 20.000 lagu per hari.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Hiburan Terbaru