Loading
Trump Akan Temui Putin di Hongaria. (Politico/ Andrew Harnik/Getty Images)
WASHINGTON, ARAHKITA.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa ia berencana bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu dekat di Hongaria. Pertemuan ini disebut-sebut akan berlangsung dalam dua pekan ke depan, dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban sebagai tuan rumah.
Pernyataan itu disampaikan Trump pada Kamis (16/10) waktu setempat, tak lama setelah ia mengakhiri panggilan telepon dengan Putin. Kepada wartawan di Ruang Oval, Trump menyebut bahwa persiapan pertemuan sudah mulai berjalan, dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio akan bertemu dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov pekan depan untuk merampungkan detailnya.
"Mungkin sudah diatur. Mereka sudah berbicara," ujar Trump, mengisyaratkan bahwa pembicaraan antara kedua kepala negara akan segera terealisasi.
Selain itu, Trump dijadwalkan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat di Gedung Putih. Ia mengatakan akan memberi tahu Zelenskyy soal hasil pembicaraan teleponnya dengan Putin, yang digambarkannya sebagai “sangat baik.”
Mengenai hubungan Rusia dan Ukraina yang masih panas, Trump menyebut bahwa pertemuan tiga pihak cukup sulit dilakukan. Ia mempertimbangkan kemungkinan untuk menggelar pembicaraan secara terpisah dengan kedua pemimpin.
"Kami punya masalah. Mereka berdua tidak terlalu akur, dan terkadang sulit untuk mengadakan pertemuan. Jadi kami mungkin melakukan sesuatu secara terpisah, terpisah tetapi setara," ujarnya.
Isu pengiriman rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina juga ikut dibahas dalam panggilan dengan Putin. Trump mengakui bahwa permintaan dari Ukraina untuk memperoleh rudal jarak jauh itu ditolak mentah-mentah oleh pemimpin Rusia.
"Menurut Anda apa yang akan dia katakan? ‘Silakan jual Tomahawk’? Tentu saja tidak," kata Trump dengan nada sarkastis, menanggapi pertanyaan wartawan.
Ia menambahkan bahwa dirinya sempat menyampaikan langsung kepada Putin mengenai potensi pengiriman senjata tersebut. "Saya memang mengatakan, 'Apakah Anda keberatan jika saya memberikan beberapa ribu Tomahawk kepada oposisi Anda?' Dia benar-benar tidak menyukai gagasan itu," ungkap Trump dilansir Antara.
Meski demikian, belum ada keputusan final dari pihak Gedung Putih apakah akan benar-benar mengirimkan rudal Tomahawk ke Kiev. Trump juga mengungkapkan kekhawatiran tentang cadangan senjata AS yang menurutnya perlu dijaga agar tidak habis digunakan dalam konflik luar negeri.
“Kami juga membutuhkan Tomahawk untuk Amerika Serikat. Kami punya banyak, tapi kami membutuhkannya. Maksud saya, kami tidak bisa menghabiskannya," ujarnya menutup pembicaraan.
Pertemuan antara Trump dan Putin di Budapest ini diperkirakan akan menjadi sorotan utama dunia internasional, mengingat meningkatnya ketegangan di kawasan Eropa Timur serta peran strategis kedua negara dalam konflik Rusia-Ukraina.