Selasa, 30 Desember 2025

Boeing Rugi Hampir 5 Miliar Dolar akibat Penundaan Pengiriman Jet 777X hingga 2027


 Boeing Rugi Hampir 5 Miliar Dolar akibat Penundaan Pengiriman Jet 777X hingga 2027 Foto ilustrasi (Boeing.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Boeing kembali menanggung kerugian besar setelah menunda pengiriman pertama jet 777X hingga tahun 2027. Produsen pesawat asal Amerika Serikat itu mencatat beban hampir 5 miliar dolar akibat keterlambatan tersebut, yang menambah daftar panjang kemunduran dalam program pesawat berbadan lebar andalannya.

Jet 777X merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang Boeing untuk memperkuat segmen pesawat jarak jauh, menggantikan peran model legendaris 747 dan 777. Namun, keterlambatan sertifikasi dan produksi yang berulang membuat proyek ini menumpuk biaya lebih dari 15 miliar dolar dan menggerus keuangannya. Situasi ini juga memberi ruang bagi pesaing utama, Airbus, untuk memperkuat posisi melalui seri A350 di tengah meningkatnya permintaan penerbangan internasional.

CEO Boeing, Kelly Ortberg, dilansir The Guardian, bulan lalu mengakui bahwa proses sertifikasi jet tersebut masih tertinggal jauh. Ia menyebut masih ada “segunung pekerjaan” yang perlu diselesaikan, namun menegaskan tidak ada masalah teknis baru yang muncul. Termasuk biaya yang diungkapkan Rabu (29/10), total beban program 777X kini mencapai sekitar 15 miliar dolar, termasuk denda kepada pelanggan atas keterlambatan pengiriman.

Saham Boeing turun 1 persen dalam perdagangan pra-pasar menyusul pengumuman ini. Analis Wall Street sebenarnya telah memperkirakan beban besar untuk program tersebut. Richard Aboulafia, direktur pelaksana AeroDynamic Advisory, mengatakan biaya itu melebihi perkiraannya sebesar 2 hingga 4 miliar dolar. Meski tidak akan mengguncang stabilitas finansial Boeing, ia menilai situasi ini “menimbulkan pertanyaan tentang kejutan lain yang mungkin muncul.”

Penundaan ini datang di saat permintaan pesawat berbadan lebar meningkat seiring lonjakan perjalanan internasional. Aboulafia memperingatkan, kesabaran pelanggan kini mulai menipis dan mereka menuntut kompensasi.

Selain program 777X, Boeing juga tengah meningkatkan produksi jet 737 MAX setelah mendapat izin dari Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) untuk menaikkan kapasitas menjadi 42 unit per bulan pada 2025, dari batas 38 unit yang diberlakukan sejak awal 2024.

Pada September, Boeing mengirimkan 55 jet, kinerja terbaiknya untuk bulan itu sejak 2018, naik tajam dari 33 pengiriman tahun sebelumnya yang terhambat pemogokan ribuan pekerja di wilayah barat laut AS.

Pengiriman menjadi indikator penting bagi pendapatan Boeing, karena sebagian besar pembayaran diterima setelah pesawat diserahkan ke pelanggan. Pada kuartal hingga September, Boeing membukukan arus kas bebas positif sebesar 238 juta dolar, untuk pertama kalinya sejak 2023.

Namun, kerugian per saham yang disesuaikan tetap tinggi, mencapai 7,47 dolar, jauh di atas perkiraan analis sebesar 4,59 dolar. Meski begitu, pendapatan perusahaan naik 30 persen menjadi 23,27 miliar dolar, melampaui ekspektasi Wall Street sebesar 21,97 miliar dolar.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru