Loading
Trump-Putin dalam suatu pertemuan. (Al Jazeera)
WASHINGTON, ARAHKITA.COM - Washington pada Rabu (8/8/2018) mengatakan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia setelah Amerika Serikat memiliki keyakinan bahwa Moskow menggunakan racun saraf untuk menyerang bekas mata-mata Rusia beserta putrinya di Inggris.
Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Deplu telah memberi tahu Kremlin soal sanksi tersebut pada Rabu (9/8/2018).
Sergei Skripal, mantan kolonel pada dinas intelijen militer Rusia, GRU, dan putrinya, yang berusia 33 tahun, Yulia, ditemukan dalam keadaan tidak sadar di kota Inggris selatan, Salisbury, pada Maret.
Mereka terkapar setelah cairan mengandung zat saraf jenis Novichok melekat di pintu depan rumah mereka.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert, mengatakan Deplu berkeyakinan bahwa Rusia "menggunakan senjata kimia atau hayati, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, atau telah menggunakan senjata kimia atau biologis terhadap warga negaranya sendiri".
Sanksi AS akan diterapkan pada barang-barang keamanan nasional yang sensitif, kata seorang pejabat tinggi Deplu AS kepada para wartawan dalam telekonferensi. Pejabat tersebut mengutip Undang-undang 1991 soal Penghapusan Senjata dan Peperangan Kimia dan Hayati.
Namun, beberapa pengecualian akan diberikan pada kegiatan penerbangan luar angkasa serta sektor-sektor yang berkaitan dengan keselamatan penerbangan penumpang komersial. Pengecualian itu akan diterapkan secara kasus per kasus, tambah pejabat itu.
Pejabat tersebut mengatakan gelombang kedua sanksi "lebih kejam" akan diterapkan setelah 90 hari, kecuali Rusia memberikan "jaminan yang bisa dipercaya" bahwa negara itu tidak akan lagi menggunakan senjata kimia dan Perserikatan Bangsa-bangsa diberi akses untuk melakukan penyelidikan di lapangan.
Pengumuman soal sanksi itu sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, muncul pada saat Senator AS asal Partai Republik, Rand Paul, mengatakan pada Rabu bahwa ia pernah menyampaikan surat dari Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Surat itu berisi usulan kerja sama.