Loading
WEF laporkan pekerjaan yang bakal diminati dan hilang di 2030. (Ilustrasi Foto: Antaranwes)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - World Economic Forum (WEF) melaporkan ada 15 jenis pekerjaan yang akan berkembang pesat dan 15 jenis pekerjaan lainnya akan menurun atau tergantikan pada 2030.
Head of Work, Wages, and Job Creation at the World Economic Forum Till Leopold dalam laporan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu, menyatakan hingga 2030, setidaknya ada 78 juta kesempatan lapangan kerja baru yang didominasi di sektor teknologi, data dan kecerdasan buatan, kurir pengiriman, keperawatan, tenaga pendidik, serta pertanian.
Angka tersebut dikutip Antara, merupakan hasil akumulasi proyeksi 170 juta lapangan kerja baru, namun di sisi lain hingga periode yang sama sebanyak 92 juta orang akan kehilangan pekerjaan.
Berikut daftar 15 jenis pekerjaan yang memiliki prospek tinggi:
Sementara daftar 15 pekerjaan yang akan tergantikan, sebagai berikut:
Lebih lanjut, WEF menyatakan setidaknya ada 10 keterampilan yang dibutuhkan dan meningkat pesat di dunia kerja.
Keterampilan itu yakni, kecerdasan buatan dan big data, keamanan siber, literasi teknologi, pemikiran kreatif, adaptif, keingintahuan, kepemimpinan, manajemen manusia, pemikiran analisis, serta pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan laporan lebih dari seribu perusahaan secara global, kesenjangan keterampilan menjadi hambatan paling signifikan terhadap transformasi bisnis, dengan hampir 40 persen keterampilan, yang dibutuhkan dalam pekerjaan mengalami perubahan, dan 63 persen pengusaha menyatakan hal ini sebagai hambatan utama yang mereka hadapi.
WEF menyatakan keterampilan teknologi kecerdasan buatan, big data, dan keamanan siber diperkirakan akan mengalami pertumbuhan permintaan yang pesat, sehingga perlu diimbangi dengan pola pikir kreatif, fleksibilitas, dan ketangkasan para pekerja.
Menurut Till, ke depan kombinasi antara pemahaman teknologi dan pola pikir yang maju dibutuhkan dalam mengambil kesempatan lapangan pekerjaan yang ada.
"Sekarang waktunya bagi dunia usaha dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi pada keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang adil dan tangguh," kata Till Leopold.