Rabu, 31 Desember 2025

Liem Swie King Kritik Program Latihan Atlet Bulu Tangkis Indonesia: Kurang Keras dan Disiplin


 Liem Swie King Kritik Program Latihan Atlet Bulu Tangkis Indonesia: Kurang Keras dan Disiplin Liem Swie King. (Antaranews/Aditya Ramadhan)

KUDUS, ARAHKITA.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King, menilai latihan atlet bulu tangkis tanah air saat ini kurang keras dibandingkan era 1970–1980-an. Menurut King, hal ini berdampak pada daya tahan fisik para pemain ketika bertanding di level dunia.

King menyampaikan bahwa banyak pemain masa kini cepat kehabisan tenaga saat menghadapi pertandingan panjang hingga rubber game. Ia menyebutkan kondisi tersebut menunjukkan bahwa program latihan fisik yang dijalani tidak seintensif generasi sebelumnya.

“Latihannya kurang keras ya. Saya dengar kalau rubber set, pemain Djarum atau pemain nasional kita banyak yang habis fisiknya. Itu artinya kurang keras latihannya,” ujar King di GOR Djarum Kudus, Minggu.

Ia membandingkan dengan metode latihan fisik yang dijalani pada masa mudanya. Pada zaman itu, para atlet menjalani latihan berat, seperti rutin lari jarak jauh, salah satunya lari 25 kilometer seminggu sekali dan tes lari selama 12 menit.

King juga mengkritik mental disiplin atlet masa kini. Ia menilai banyak pemain kurang motivasi dan sering mengurangi porsi latihan yang diberikan pelatih.

“Pokoknya jangan takut capek, jangan takut menyerah. Banyak pemain sekarang dikasih program sekian kilo, ada yang nyuri-nyuri. Ya jangan begitu, soalnya kita latihan buat kita sendiri,” katanya.

Meski mengakui skill atlet junior saat ini sudah jauh lebih baik dibanding generasi sebelumnya, King mempertanyakan mengapa prestasi pemain senior Indonesia belum menonjol di kancah dunia. Ia bahkan terkesan dengan kualitas teknik pemain usia dini yang dianggap melampaui kemampuannya saat remaja.

“Aduh, gila pemain umur 15-an kok sebagus ini. Padahal, saya sendiri dulu nggak sebagus ini. Sekarang sudah bagus banget. Cuma pertanyaannya, kenapa dewasanya nggak bisa muncul jadi juara dunia? Itu saya selalu tanya dan belum dapat jawaban yang tepat,” jelas King dikutip Antara.

King menyebut ada perdebatan di kalangan pelatih mengenai dampak latihan berat sejak usia muda terhadap perkembangan atlet. Sebagian berpendapat latihan berat sejak U-13 dan U-15 bisa merusak, tetapi King justru memandang latihan keras sejak dini sebagai hal positif.

“Kalau menurut saya, harusnya hasilnya akan lebih baik dengan mereka start lebih dini,” ujarnya.

Menurut King, dengan latihan yang lebih keras dan disiplin tinggi, kualitas luar biasa atlet junior Indonesia akan mampu diterjemahkan menjadi prestasi di level dunia.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Olahraga Terbaru