Loading
Sekretaris jenderal FIG, Nicolas Buompane (kanan), menjawab pertanyaan pewarta pada jumpa pers Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (18/10/2025). ANTARA/Rauf Adipati/pri.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Federasi Gymnastik Internasional (FIG) menyatakan dukungannya terhadap keputusan Pemerintah Indonesia yang tidak mengeluarkan visa bagi tim Israel untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta.
Sekretaris Jenderal FIG, Nicolas Buompane, mengakui keputusan tersebut bisa dianggap melanggar Piagam IOC maupun Statuta FIG. Namun, menurutnya, langkah itu diambil dengan mempertimbangkan faktor keamanan dan situasi nasional yang berkembang.
“Dalam piagam memang ada prinsip non-diskriminasi dan jaminan partisipasi bagi semua atlet. Tapi ada juga klausul tentang force majeure dan keselamatan peserta yang tidak bisa diabaikan,” ujar Buompane dalam konferensi pers di Indonesia Arena, Sabtu (18/10/2025).
Isu Keamanan Jadi Pertimbangan Utama
Buompane mencontohkan sejumlah insiden olahraga internasional di mana isu Israel menjadi sensitif, seperti aksi pro-Palestina di ajang balap sepeda Vuelta de Espana dan larangan suporter klub Israel menghadiri pertandingan Aston Villa di Inggris.
“FIG tentu ingin semua atlet berpartisipasi penuh, termasuk dari Israel. Tapi kadang hal itu tak bisa dilakukan karena risiko keamanan. Ini seharusnya jadi pelajaran penting bagi komunitas olahraga global,” tambahnya.
Langkah Hukum Tim Israel Gagal di CAS
Sebelumnya, tim senam Israel membawa persoalan ini ke Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS). Namun, pada 15 Oktober 2025, CAS menolak permohonan mereka untuk menunda keputusan pemerintah Indonesia.
Keputusan tidak diterbitkannya visa tersebut sebelumnya telah diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, pada 9 Oktober. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
FIG Anggap Force Majeure Jadi Dasar Justifikasi
Buompane menjelaskan, semula seluruh peserta Kejuaraan Dunia Senam Artistik telah mendapat jaminan visa hingga 9 Oktober 2025. Namun situasi dalam negeri yang memanas membuat pemerintah mengambil langkah pengamanan tambahan.
“Dengan 1.200 peserta dari 77 negara, ajang ini sudah berinvestasi besar. Membatalkan atau memindahkannya bukan pilihan realistis. Secara teknis ini memang pelanggaran, tetapi masih bisa dibenarkan di bawah klausul force majeure,” jelasnya dikutip Antara.
Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah
Meski sempat menuai kontroversi, FIG memastikan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 tetap berlangsung di Indonesia sesuai jadwal. FIG juga menilai penyelenggaraan di Jakarta tetap berjalan profesional dan aman bagi seluruh kontingen yang hadir.