Loading
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Rosan Roeslani menyampaikan keterangan kepada awak media dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Terbatas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Jakarta, Jumat (23/10/2025). ANTARA/Aji Cakti.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Minat investor terhadap proyek Waste to Energy (WTE) di Indonesia terus meningkat. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa lebih dari 204 investor, baik dari dalam maupun luar negeri, telah menyatakan ketertarikan untuk berpartisipasi dalam program pengolahan sampah menjadi energi listrik tersebut.
“Kita sudah membuka prosesnya, dan yang masuk lebih dari 204 investor, terdiri dari 66 perusahaan luar negeri dan sisanya dari dalam negeri,” ujar Rosan usai Rapat Koordinasi Terbatas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik di Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Menurut Rosan, tahap seleksi dan proses tender dijadwalkan mulai November 2025. Namun, ia menegaskan bahwa Danantara tetap akan menjalankan proyek Waste to Energy, bahkan jika tidak ada investor yang masuk, karena semua regulasi dan dasar hukumnya sudah lengkap.
Baca juga:
Danantara Siapkan 33 Proyek Waste to Energy, Dorong Indonesia Capai Net Zero Emission 2060“Kami siap melanjutkan karena seluruh aturan dan mekanismenya sudah jelas. Tugas Danantara memang mengundang investor, tapi tanpa mereka pun proyek tetap berjalan,” tegasnya.
Tujuh Wilayah Siap Jalankan Proyek Waste to Energy
Lebih lanjut, Rosan menyebutkan bahwa tujuh wilayah di Indonesia telah siap menjalankan proyek Waste to Energy. Kesiapan itu mencakup ketersediaan lahan, sumber air, akses listrik, hingga jalur distribusi energi melalui PLN.
“Secara komprehensif sudah siap. Sekarang kami fokus pada proses tender dan terus berkoordinasi dengan Menko Pangan, Menteri Lingkungan Hidup, Menteri Dalam Negeri, dan kementerian terkait lainnya,” jelasnya dikutip Antara.
Danantara juga akan menjadi pemegang saham di seluruh proyek Waste to Energy, guna memastikan pelaksanaan yang transparan dan berkelanjutan.
Langkah Pemerintah Dukung Energi Bersih
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan bahwa pemerintah akan memulai pembangunan fasilitas pengolahan limbah menjadi energi di 34 kota di Indonesia. Fasilitas tersebut ditargetkan rampung dalam dua tahun, dengan fokus utama pada daerah yang memiliki volume sampah besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Presiden juga menyampaikan bahwa pendanaan dan pemilihan teknologi kini memasuki tahap finalisasi agar proyek berjalan efisien dan berorientasi jangka panjang.
Inisiatif Waste to Energy ini tidak hanya berfungsi untuk mengurangi tumpukan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga mendukung transisi energi bersih dan ketahanan energi nasional.
Program ini menjadi bagian dari upaya besar Indonesia menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan, di mana pengelolaan limbah kini dilihat sebagai peluang energi baru — bukan sekadar beban lingkungan.