Loading
Tradisi pernikahan Hindu juga mengenal ritual sebelum pernikahan yang dilakukan di rumah (kubis) dari orang tua pengantin wanita dan pengantin pria. (Net)
MESKI saat ini terdapat banyak ritual penikahan Hindu India yang telah berevolusi namun umumnya masyarakat Hindu India masih memegang teguh tradisi tersebut. Sebelum pernikahan, digelar ritual Barni Bandhwana, Mamara, Sangeet Sandhya, Tilak, Mehndi Lagwana. Pada hari pernikahan, digelar ritual Baraat. Sakral, mulia, dan penuh ritual!
Pesta pernikahan adat India merupakan peristiwa yang sangat mulia dan penuh dengan ritual. Dirayakan selama beberapa hari serta seringkali menghadirkan kerabat, sahabat, kenalan maupun relasi lainnya yang berjumlah sekitar 400 hingga 1000 orang.
Tradisi pernikahan adat di India beragam, mulai dari agama, kasta, etnis, bahasa, wilayah dan lain-lain. Pesta pernikahan tradisional India pun umumnya terstruktur mulai dari pesta pra pernikahan dan pesta pernikahan.
Tradisi pernikahan Hindu misalnya dilakukan dengan menggunakan bahasa Sansekerta, bahasa paling suci dalam agama Hindu. Dalam tradisi ini terdapat banyak ritual yang telah berevolusi. Di India, dimana sebagian besar kaum Hindu tinggal, undang-undang yang berkaitan dengan perkawinan beda agama, oleh Undang-Undang Perkawinan Hindu tahun 1955 disahkan oleh Uni Parlemen India berlaku untuk semua tujuan hukum dan untuk semua orang Hindu dari segala kasta, kepercayaan, atau sekte, Sikh, Budha, dan Jain Hindu. Dengan UU tersebut orang India beragama Hindu dapat menikahi seorang non Hindu.
Tradisi pernikahan Hindu juga mengenal ritual sebelum pernikahan yang dilakukan di rumah (kubis) dari orang tua pengantin wanita dan pengantin pria. Diawali dengan lamaran yang merupakan sebuah keputusan yang dibuat kedua orang tua di depan anggota masyarakat untuk proses pernikahan. Kadang, menggunakan dokumen keluarga dimana keduanya akan bertemu dan menyepakati tanggal pernikahan.
Ritual itu adalah pertama adalah Barni Bandhwana. Ritual ini dilaksanakan 15 hari sebelum pernikahan digelar. Pada hari tersebut para tetua adat akan melakukan puja untuk Tuhan Ganesha. Selama puja digelar, sepotong mauli (benang) yang diikatkan ke tangan pria dan orangtuanya. Puja dilakukan untuk memohon kepada Tuhan Ganesha agar pernikahan yang digelar tidak mendapat rintangan. Setelah hari itu, keluarga akan melakukan sebuah puja untuk Tuhan Ganesha setiap hari hingga pernikahan selesai.

Ritual kedua, Mamara yang merupakan upacara penting bagi kedua pasangan pengantin dan keluarga. Upacara ini dilakukan oleh sang Paman dari pihak ibu pengantin pria/mempelai wanita bersama istri dan keluarganya. Sang Paman bersama istri dan keluarganya akan tiba dan diterima oleh pengantin perempuan/laki-laki ibu dengan sambutaan tradisional.
Ritual ketiga, Sangeet Sandhya. Merupakan musik hiburan malam. Keluarga pengantin wanita akan menggelar pertunjukkan bagi calon pengantin pria dan calon pengantin wanita. Hal ini dimaksudkan sebagai bagian dari acara pengantar dari seluruh anggota keluarga pengantin wanita.
Ritual keempat, Tilak. Tilak adalah tanda keberuntungan. Diletakkan di dahi dengan menggunakan Kumkum, bubuk kunyit merah. Para pria dari anggota keluarga pengantin wanita, seperti ayahnya, saudara paman akan menempatkan Tilak pada dahi pengantin priua. Hal ini biasanya diikuti dengan memberikan beberapa hadiah kepada pengantin pria dan pengantin pria ditemani anggota keluarganya meminta mereka untuk mengurus pengantin nanti.
Naik Kuda
Ritual kelima, Mehndi Lagwana. Disebut juga “Vivaah” yaitu Pila Haath Karna yaitu membuat tangan berwarna kuning. Daun Pacar (Mehendi) akan dikenakan pada tangan kaki dan kaki pengantin dan dibiarkan terbuka untuk Hatlewa.
Sedangkan pada hari pernikahan, prosesi pernikahan Hindu, dikenal dengan Baraat, dimana pengantin pria naik kuda atau gajah dihiasi daun berwarna-warni dalam ritual upacara besar. Pengantin pria mengenakan sherwani (jaket panjang) dan churidars (celana panjang). Di atas kepalanya mengenakan sehra (sorban) dengan kalgi (bros) yang disematkan di atasnya. Sementara turban biasanya merupakan bunga yang yang dibentang untuk menjaga wajah para pengurus kuda yang tertutup selama upacara pernikahan.
Sebelum berangkat, sanak keluarga pengantin pria akan menggelar ritual Tilak di dahinya. Selama perjalanan, ritual ini akan diiringi dengan tarian disertai dengan irama dholak India Utara hingga menuju tempat pernikahan. Setibanya di lokasi, pengantin pria akan disambut dengan lagu selamat datang Talota. Selanjutnya, pengantin pria akan mengetok pintu dengan pedang lalu masuk ke rumah pengantin wanita.
Sebagian besar pernikahan Hindu, pengantin pria biasanya menuju panggung kecil yang dikenal dengan mandap, dimana akan disambut oleh keluarga pengantin wanita dalam ritual mala var. Paman dari pihak ibu, saudara maupun pengiring pengantin yang membawa pengantin ke panggung tersebut. Mempelai wanita dan prialah yang menyerahkan karangan bunga, sementara imam akan melantunkan lagu-lagu pujian keagamaan. Setelah itu pengantin pria dan wanita bertukaran bunga yang merupakan var atau jai mala-mala yang menandakan penerimaan mereka terhadap satu sama lain sebagai suami istri. Selanjutnya, iu mertua pengantin pria akan mengukur dada pengantin pria dan menusuk prods untuk memastikan apakah ia cukup kuat untuk membela putrinya. Ibu mertua pun kemudian meletakkan kajal pada pengantin pria guna mengusir roh-roh jahat.
Ketika pesta digelar, pengantin pria yang diterima pengantin perempuan di pintu masuk tempat pernikahan. Ibu pengantin wanita menyambut pengantin pria dengan melaksanakan aarti (ritual penyambutan tradisional di India dengan lampu atau diya yang ditempatkan di atas piring atau thali untuk menyambut anaknya dengan menempelkan tila di dahinya.
Ritual lainnya adalah Baasi-Jawari dimana saudara perempuan pengantin wanita menyembunyikan sepatu pengantin pria dan meminta uang jika pengantin pria bisa pulang ke rumah dengan pengantin wanita. Ritual Kanya Daan adalah ritual yang sangat signifikan dilakukan oleh ayah pengantin wanita di hadapan sebuah pertemuan besar yang diundang untuk menyaksikan pernikahan. Ayah mencurahkan persembahan anggur kepada dewa dari air suci yang melambangkan pemberian putrinya pergi kepada pengantin pria.
Sebagai syarat untuk menawarkan putrinya untuk menikah, ayah dari pengantin wanita meminta janji dari pihak laki-laki untuk membantu calon pengantin perempuan dalam mewujudkan tiga tujuan: dharma, artha, dan kama dimana Pengantin pria membuat janji dengan mengulang tiga kali bahwa ia tidak akan gagal pengantin dalam mewujudkan dharma, artha dan karma.
Pada pernikahan Hindu modern, ritualnya seringkali jauh lebih pendek dan tidak melibatkan semua ritual upacara tradisional yang kadang-kadang berlangsung selama lima hari. Hanya sebagian ritual saja yang dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan maupun pengantin pria tergantung pada tradisi keluarga mereka, kasta, maupun status sosial lainnya.
Karenanya, upacara sangat bervariasi di antaara berbagai kelompok etnis beragama Hindu. Prosesi pernikahan biasanya dilakukan di bawah panggung kecil, Mandap berkanopi tradisional dengan empat pilar,dan sebuah komponen penting dari upacara api suci (Agni) yang menjadi saksi upacara. Pernikahan Hindu telah ditayangkan dalam film-film Hindu seperti Hum Aapke Hain Kaun, Babul, Vivah, dan lain-lain.