Rabu, 31 Desember 2025

Mitos Pantai Parangtritis yang Melegenda dan Penuh Misteri


 Mitos Pantai Parangtritis yang Melegenda dan Penuh Misteri Pantai Parangtritis merupakan pantai gerbang keluar masuknya sang penguasa laut selatan Pulau Jawa, yaitu Nyi Roro Kidul atau Nyi Ratu Pantai Selatan. (Net)

MASYARAKAT Jawa, bahkan luar Jawa  sangat kenal dengan nama Pantai Parangtritis yang sangat indah dan mempesona serta melegenda. Pantai yang terletak di Kelurahan Parangtritis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini menjadi tempat atau destinasi wisata yang sangat populer di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Tengah.

Yang menarik dari Pantai Parangtritis adalah bukan semata karena keindahan alamnya yang mempesona dan telah menjadi tempat wisata yang sangat populer, tetapi karena ada kandungan mitos yang sudah sangat melegenda terutama di masyarakat Jawa.

Ada sejumlah mitos yang sudah sangat melekat di dalam budaya masyarakat Jawa adalah pertama, saat berkunjung untuk berwisata di Pantai Parangtritis ini tidak boleh mengenakan baju berwarna hijau. Kalau memakai baju berwarna hijau, dikhawatirkan akan diculik oleh Nyi  Roro Kidul atau yang dikenal juga dengan Nyi Ratu Pantai Selatan.

Kedua, bahwa Pantai Parangtritis merupakan pantai gerbang keluar masuknya sang penguasa laut selatan Pulau Jawa, yaitu Nyi Roro Kidul atau Nyi Ratu Pantai Selatan yang sewaktu-waktu datang bertemu dengan  Sultan Yogyakarta.

Ketiga, ada mitos yang berkaitan dengan tradisi labuhan yaitu tradisi yang dilakukan di Pantai Parangtritis setiap  8 tahun sekali untuk menjaga keselamatan Sultan Hamengku Buwono dan masyarakat sekitarnya.  Sesaji yang dibawa saat ritual ini berupa makanan, minuman, kain, dan bunga atau kembang  tujuh rupa yang dibawa dan diarahkan ke tengah laut sebagai tanda penghormatan kepada Nyi Ratu Pantai Selatan.

Keempat, mitos arus balik ombak yaitu bahwa arus balik ombak saat kembali ke laut dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari arah pantai setelah mencapai garis pantai. Ini yang sangat berbahaya yang sering menyeret para pengunjung yang sedang mandi di pantai tersebut.

Percaya atau tidak, prinsipnya, setiap pengunjung wajib menghormati tata krama adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Semua ada aturannya tidak boleh ceroboh atau bertindak seenaknya. Ada rambu-rambu laut dan pantai dengan ombak  yang  ganas yang tidak boleh dihadapi dengan  sikap dan perilaku yang ceroboh, apalagi ingin menantang kekuatan alam.

Anda mungkin kurang percaya dengan hal-hal supranatural atau cerita mistis, tetapi harus diakui masyarakat kita sangat banyak yang masih lekat dengan kepercayaan itu. Dan itu harus dihargai dan dihormati. Tidak rugi juga.

 

Editor : Farida Denura
Penulis : Thomas Koten

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Cerita Misteri Terbaru