Loading
Direktur Sumber Daya Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan Frista Yorhanita dalam jumpa pers Kawasan Sentra Industri Garam di kantor KKP, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuka pintu bagi investor dalam negeri maupun luar negeri untuk ambil bagian dalam pengembangan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan ini akan menjadi pusat produksi dan pengolahan garam nasional yang terintegrasi.
Direktur Sumber Daya Kelautan KKP, Frista Yorhanita, menjelaskan bahwa proyek K-SIGN akan dikembangkan di lahan seluas 10.000 hingga 13.000 hektar. Karena keterbatasan dana pemerintah, KKP mengundang investor swasta untuk berpartisipasi.
“Pemerintah memiliki keterbatasan anggaran, jadi kami membuka peluang bagi investor untuk terlibat,” ujar Frista saat ditemui di kantor KKP, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Kawasan industri garam ini akan dibagi menjadi 10 zona. Zona pertama akan digarap langsung oleh KKP melalui PT Garam, anak usaha Holding BUMN Pangan ID FOOD. PT Garam akan mengelola seluruh rantai produksi dari hulu ke hilir.
Sementara itu, zona-zona lainnya akan ditawarkan kepada investor yang berminat. KKP juga menggandeng pemerintah daerah untuk memberdayakan sekitar 26.000 warga lokal sebagai tenaga kerja, dengan harapan industri ini mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut.
“Kami ingin menciptakan kawasan industri garam yang betul-betul terintegrasi, mulai dari proses produksi, pengolahan, hingga distribusinya ke berbagai pasar di Indonesia,” tambah Frista dikutip dari Antara.
Direktur Utama PT Garam, Abraham Mose, mengungkapkan bahwa sejumlah investor, baik dari dalam maupun luar negeri, telah menyatakan minat untuk mendirikan pabrik di kawasan K-SIGN. Namun, detail investasi masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
“Sejak impor garam dibatasi, ketertarikan dari pihak asing cukup tinggi, dan kami sangat terbuka untuk kerja sama,” kata Abraham .
Dengan kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta, KKP berharap kawasan ini bisa menjadi tonggak baru bagi kemandirian produksi garam nasional.