Rabu, 31 Desember 2025

BI Borong SBN Rp124,33 Triliun hingga 17 Juni 2025, Dorong Likuiditas Moneter


 BI Borong SBN Rp124,33 Triliun hingga 17 Juni 2025, Dorong Likuiditas Moneter Gubernur Bank Indonesia BI Perry Warjiyo. (Foto: istimewa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Bank Indonesia (BI) telah merealisasikan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp124,33 triliun sepanjang periode 1 Januari hingga 17 Juni 2025. Langkah ini menjadi bagian dari strategi ekspansi likuiditas moneter dan penguatan sinergi dengan kebijakan fiskal pemerintah.

Dari total pembelian tersebut, BI mengalokasikan Rp87,04 triliun untuk pasar sekunder, sementara Rp37,29 triliun diserap melalui pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk instrumen berbasis syariah.

“Pembelian SBN di pasar sekunder tidak hanya memperkuat ekspansi likuiditas, tapi juga mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dan fiskal,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juni 2025 di Jakarta, Rabu (18/6).

Optimalisasi Instrumen Pro-Market

Perry menambahkan, BI terus mendorong efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui strategi operasi yang pro-pasar. Instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI) dioptimalkan untuk mendukung kecukupan likuiditas.

Per 16 Juni 2025, posisi SRBI telah mencapai Rp811,11 triliun, menjadi salah satu instrumen utama dalam menjaga likuiditas. Sementara itu, posisi SVBI dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar 2.060,5 juta dolar AS dan 480 juta dolar AS.

Penerapan sistem dealer utama sejak Mei 2024 juga disebut berhasil meningkatkan volume transaksi SRBI di pasar sekunder maupun skema repo antarpelaku pasar.

Fokus BI ke Depan

BI menegaskan komitmennya untuk terus menguatkan strategi moneter pro-market demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mencapai target inflasi nasional. “Strategi ini penting untuk mendukung stabilitas makroekonomi secara berkelanjutan,” tegas Perry dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru