Rabu, 31 Desember 2025

760 Ribu Lapangan Kerja Hijau Siap Tercipta dari Sektor Energi Terbarukan Indonesia


 760 Ribu Lapangan Kerja Hijau Siap Tercipta dari Sektor Energi Terbarukan Indonesia Dokumentasi - Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pulau wisata Gili Trawangan, Kecamatan Pemenang, Tanjung, Lombok Utara, NTB, Kamis (10/8/2023). (ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Indonesia memasuki era baru dalam transisi energi, dengan potensi besar menciptakan hingga 760 ribu lapangan kerja hijau dalam sepuluh tahun ke depan. Angka ini berasal dari proyeksi pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025–2034.

Tenaga Surya Jadi Penyumbang Terbesar Green Jobs

Dari total proyeksi lapangan kerja, tenaga surya menyumbang porsi terbesar dengan 348.057 pekerjaan, diikuti oleh:

Pumped storage: 94.195 pekerjaan

Sistem penyimpanan energi baterai (BESS): 68.193 pekerjaan

Energi angin: 58.938 pekerjaan

Panas bumi: 42.700 pekerjaan

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menekankan pentingnya peran akademisi dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mendukung sektor-sektor seperti nuklir, hidro, bioenergi, dan tenaga laut.

Komposisi Pekerjaan: Dari Konstruksi hingga Manufaktur

Dari total proyeksi tersebut, sebanyak 485.000 pekerjaan diperkirakan muncul selama tahap prakonstruksi dan konstruksi. Sementara itu, sekitar 31.000 posisi dibutuhkan untuk operasi dan pemeliharaan, serta 243.000 lainnya untuk sektor manufaktur di bidang EBT.

Target Kapasitas Listrik: Dominasi Energi Terbarukan

Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW hingga 2034. Menariknya, sekitar 76 persen kapasitas tersebut berasal dari sumber EBT dan sistem penyimpanan energi, menunjukkan komitmen kuat terhadap transisi energi bersih.

5 tahun pertama (2025–2029): Pembangunan 27,9 GW

12,2 GW dari EBT

9,2 GW dari gas

3 GW dari sistem penyimpanan

3,5 GW dari batu bara yang sedang diselesaikan

5 tahun kedua (2030–2034): Fokus bergeser ke energi terbarukan

90 persen dari total kapasitas baru (37,7 GW) bersumber dari EBT dan penyimpanan

Hanya 3,9 GW dari gas dan batu bara

 

Ragam Pembangkit EBT dan Reaktor Nuklir Pertama

Jenis pembangkit yang akan dikembangkan meliputi:

Tenaga surya: 17,1 GW

Tenaga angin: 7,2 GW

Panas bumi: 5,2 GW

Tenaga hidro: 11,7 GW

Bioenergi: 0,9 GW

Indonesia juga akan mulai memperkenalkan energi nuklir, ditandai dengan pembangunan dua reaktor modular kecil (SMR) berkapasitas 250 MW, masing-masing di Sumatera dan Kalimantan.

Peluang Investasi Besar

RUPTL 2025–2034 membuka peluang investasi senilai Rp2.967,4 triliun, yang akan digunakan untuk pembangunan pembangkit, jaringan transmisi, distribusi, dan program elektrifikasi desa.

 

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru