Loading
ILUSTRASI. Dari kiri: Menlu Rusia Sergey Lavrov, Presiden UEA Sheikh Mohamed bid Zayed al-Nahyan, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM India Narendra Modi, PM China Li Qiang, PM Etiopia Abiy Ahmed, PM Mesir Mostafa Madbouly dan Menlu Iran Abbas Araghchi berfoto bersama dalam KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025). (Kontan)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Negara-negara yang tergabung dalam BRICS kembali menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat kerja sama internasional. Fokus utama yang diusung adalah mendorong sistem perdagangan global yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan yang jelas (rule-based trading system).
Komitmen ini disampaikan dalam rangkaian Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral BRICS yang berlangsung pada 4–5 Juli 2025 di Rio de Janeiro, Brasil. Indonesia turut hadir dalam pertemuan tersebut melalui perwakilan dari Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan. Delegasi RI dipimpin oleh Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta dan Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono.
Kerja Sama Strategis di Tengah Dinamika Global
Dalam pertemuan itu, para anggota BRICS sepakat untuk menjajaki kerja sama lebih lanjut di berbagai bidang strategis. Beberapa area yang menjadi sorotan antara lain: pengembangan sistem pembayaran lintas negara, penguatan jaring pengaman keuangan internasional (JPKI), pembiayaan berkelanjutan, dan keamanan siber.
Tak hanya itu, BRICS juga menekankan pentingnya memperkuat inklusivitas dan representasi negara berkembang dalam tata kelola global. Hal ini dilakukan melalui peningkatan koordinasi kebijakan, transparansi antaranggota, serta pertukaran informasi guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dunia.
Peran Aktif Indonesia di BRICS
Keikutsertaan Indonesia dalam forum ini mencerminkan langkah strategis pemerintah dalam memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa Indonesia mendukung penuh penguatan kerja sama internasional, khususnya melalui pendekatan yang adaptif dan responsif terhadap tantangan global.
BI pun terus memperkuat bauran kebijakan moneter melalui pendekatan forward-looking dan pre-emptive, termasuk dengan penerapan simulasi berbasis skenario untuk mengantisipasi dampak rambatan global.
Sinergi Kebijakan dan Stabilitas Sistem Keuangan
Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, BI menjalin koordinasi erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Langkah ini dilengkapi dengan pendalaman pasar keuangan, penguatan kerja sama regional, serta penyampaian komunikasi kebijakan yang jelas dan konsisten guna membangun kepercayaan publik dan menjaga ekspektasi pasar.
Melalui partisipasi aktif dalam forum BRICS, Indonesia tidak hanya membuka peluang ekonomi baru, tetapi juga memperkokoh posisinya sebagai jembatan strategis antara negara maju dan negara berkembang dikutip Antara.