Rabu, 31 Desember 2025

BEI Ungkap Hanya Ada 4 Perusahaan di Antrean IPO


 BEI Ungkap Hanya Ada 4 Perusahaan di Antrean IPO BEI Ungkap Hanya Ada 4 Perusahaan di Antrean IPO. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan saat ini hanya tersisa empat perusahaan yang berada dalam antrean untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa minimnya jumlah antrean IPO disebabkan oleh sikap selektif dari BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menilai kelayakan calon emiten. Hal itu disampaikannya dalam wawancara di Gedung BEI, Jakarta, pada Selasa, 8 Juli 2025.

Menurut Nyoman, sejumlah perusahaan memilih untuk memperbarui laporan keuangan terlebih dahulu hingga periode Juni 2025, atau semester pertama tahun ini. Selain itu, masih ada perusahaan yang belum melengkapi dokumen legal dan administratif yang dibutuhkan untuk proses IPO. Sebagian lainnya bahkan sudah ditolak oleh BEI.

 

“Selain itu, terdapat perusahaan yang memang ditolak oleh BEI,” ujar Nyoman.

Sebelumnya Nyoman mengatakan BEI mendorong perusahaan untuk mempersiapkan aksi IPO secara baik meskipun membutuhkan waktu lebih panjang, sehingga akan menciptakan kesuksesan proses IPO.

Selain aspek struktur IPO dan momentum yang tepat, menurutnya, keberhasilan sebuah IPO juga bergantung pada kesiapan perusahaan, mulai dari kinerja keuangan, tata kelola perusahaan, manajemen dan equity story yang disampaikan.

Per 20 Juni 2025, BEI melaporkan total terdapat 14 perusahaan berada dalam antrean akan melangsungkan IPO.

Di sisi lain, terdapat 14 perusahaan yang telah melangsungkan IPO dengan dana dihimpun mencapai Rp7,01 triliun selama semester I-2025, atau lebih sedikit dibandingkan dengan 25 gelaran IPO pada semester I 2024.

Selama pekan ini, akan terdapat sebanyak delapan perusahaan akan melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru