Loading
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam ditemui usai menghadiri acara Toyota X Aigis di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (20/7/2025). (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja baru sebagai solusi utama untuk menghadapi lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di berbagai sektor.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menyatakan bahwa fenomena PHK tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain yang saat ini sedang menghadapi tekanan ekonomi global pasca-pandemi COVID-19.
"PHK terjadi di mana-mana. Yang lebih penting sekarang adalah bagaimana para pekerja yang terkena PHK bisa kembali mendapatkan pekerjaan. Jangan hanya fokus pada ribut-ribut soal PHK, tapi lupa menciptakan peluang kerja," tegas Bob dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Target: 15 Pekerjaan Baru untuk 10 Korban PHK
Menurut Bob, strategi yang harus diambil bukan sekadar menanggulangi PHK, tetapi mendorong lahirnya sektor-sektor yang mampu menyerap tenaga kerja. Idealnya, dibutuhkan 15 peluang kerja baru untuk setiap 10 orang yang terdampak PHK agar efek domino pengangguran bisa dicegah.
Relaksasi Sektor Strategis Jadi Kunci
Apindo juga mendorong pemerintah agar memberi relaksasi kebijakan pada sektor-sektor yang memiliki elastisitas tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor-sektor ini dinilai mampu meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat, yang pada akhirnya akan memperluas permintaan dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
"Pemerintah perlu memilih sektor-sektor yang kalau diberi relaksasi, bisa menghasilkan revenue lebih tinggi. Elastisitasnya harus minimal 1,5 kali lipat," ujar Bob.
Imbas Pandemi dan Gejolak Ekonomi Global
Fenomena PHK yang terjadi saat ini disebut Bob sebagai dampak lanjutan dari pandemi global. Banyak negara menghadapi tantangan serupa, termasuk China yang mengalami peningkatan pengangguran di kalangan usia muda hingga 20–30 persen, serta Singapura yang mengalami PHK di sektor perbankan akibat percepatan digitalisasi.
"Waktu COVID, kita nggak produksi apa-apa. Yang diproduksi cuma uang—printing money. Sekarang, kita harus membayar itu semua, makanya ekonomi jadi mengecil," jelasnya dikutip Antara.
Dengan tekanan global yang masih terasa, Apindo menilai langkah konkret pemerintah dalam membuka peluang kerja baru dan memperkuat sektor strategis menjadi krusial agar Indonesia bisa keluar dari bayang-bayang krisis ketenagakerjaan.