Loading
(Kiri-Kanan) Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy, Direktur Utama BEI Iman Rachman, Deputi Komisioner Pengawas Emiten, Transaksi Efek, dan Pemeriksaan Khusus OJK Aditya Jayaantara, Direktur Utama KPEI Iding Pardi, dan DIrektur Utama KSEI Samsul Hidayat dalam Konferensi Pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/08/2025). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) mematok target ambisius untuk lima tahun ke depan. Pada 2029, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp20 triliun. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Tak hanya itu, kapitalisasi pasar (market capitalization) juga diproyeksikan melonjak hingga Rp20.000 triliun pada 2029. Sebagai gambaran, per 8 Agustus 2025, nilai kapitalisasi pasar BEI tercatat sebesar Rp13.555 triliun.
“Dengan RNTH Rp20 triliun, valuasi pasar bisa mencapai Rp20.000 triliun pada 2029,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers peringatan HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
BEI juga menargetkan jumlah emiten bertambah dari 954 perusahaan saat ini menjadi 1.200 perusahaan pada 2029. Meski fokus pada penambahan jumlah, BEI menegaskan kualitas tetap menjadi prioritas, termasuk dengan menghadirkan lebih banyak lighthouse company—perusahaan dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun.
“Target kami bukan sekadar angka. Semua ini dirancang untuk mendukung target pertumbuhan GDP 8 persen pada 2029,” tambah Iman.
Untuk meningkatkan likuiditas, BEI menyiapkan berbagai strategi, mulai dari optimalisasi instrumen investasi seperti equity income, fixed income, hingga produk derivatif. Beberapa rencana juga akan segera diluncurkan, termasuk short selling pada September 2025, pengembangan data distribution, stock value program, layanan liquidity provider, hingga regulated OTC trading untuk SPPA.
Dari sisi investor, jumlah Single Investor Identification (SID) per 8 Agustus 2025 telah mencapai 17,6 juta, dengan 52,25 persen di antaranya berasal dari kalangan muda. Angka ini tumbuh 18,15 persen dibandingkan akhir 2024 yang tercatat 14,87 juta investor. Bahkan, jika melihat lima tahun terakhir, jumlah investor pasar modal meningkat pesat hingga 134,6 persen dari 7,49 juta investor di akhir 2021.
Dengan pertumbuhan investor, penambahan emiten berkualitas, serta strategi penguatan instrumen, BEI optimistis mampu membawa pasar modal Indonesia berperan lebih besar dalam menggerakkan ekonomi nasional dikutip Antara.