Rabu, 31 Desember 2025

Bahlil Tegaskan Peran ESDM dalam Sinergi dengan Badan Industri Mineral


 Bahlil Tegaskan Peran ESDM dalam Sinergi dengan Badan Industri Mineral Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat membuka acara Human Capital Summit 2025. (Foto: Instagram/bahlillahadalia)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya sinergi antara Kementerian ESDM dengan Badan Industri Mineral, lembaga baru yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto. Badan ini dipimpin oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto.

Menurut Bahlil, kehadiran Badan Industri Mineral merupakan langkah strategis pemerintah dalam mengelola potensi sumber daya alam Indonesia, khususnya logam tanah jarang (rare earth elements) yang sangat dibutuhkan dalam industri teknologi dan pertahanan.

“Badan ini dibentuk Presiden sebagai konsentrasi untuk mengelola sumber daya strategis, terutama logam tanah jarang. Badan tersebut tidak berada di bawah Kementerian ESDM, melainkan langsung bertanggung jawab kepada Presiden,” jelas Bahlil usai bertemu Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Rabu (27/8/2025).

Bahlil menambahkan, nantinya Badan Industri Mineral akan bersinergi dengan BUMN yang ditugaskan khusus untuk mengelola mineral strategis. Sementara Kementerian ESDM tetap menjalankan fungsi regulasi di sektor minerba, mulai dari penyusunan kebijakan, penetapan standar, pembinaan, hingga pengawasan aktivitas pertambangan.

“Tambangnya tetap ESDM yang mengatur, tetapi mana saja yang dibutuhkan untuk negara akan diserahkan melalui koordinasi dengan Badan Industri Mineral. Prinsipnya sesuai Pasal 33 UUD 1945: kekayaan alam kita dikelola negara untuk kemakmuran rakyat,” tegasnya dikutip Antara.

Pembentukan Badan Industri Mineral diumumkan Presiden Prabowo pada Senin (25/8/2025) bersamaan dengan pelantikan sejumlah pejabat baru. Brian Yuliarto resmi dilantik sebagai Kepala Badan Industri Mineral dengan mandat besar: memastikan material strategis dikelola untuk kedaulatan bangsa dan pertumbuhan ekonomi.

“Material strategis ini krusial bagi pertahanan sekaligus perekonomian nasional. Karena itu, kami akan berkoordinasi dengan kementerian, lembaga, hingga perguruan tinggi untuk mendorong riset dan teknologi yang bisa diterapkan langsung di industri,” kata Brian.

Dengan hadirnya lembaga baru ini, pemerintah berharap pengelolaan logam tanah jarang dan mineral strategis lain tidak hanya memperkuat kemandirian bangsa, tetapi juga membuka peluang inovasi teknologi dan lapangan kerja baru di sektor industri.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru