Rabu, 31 Desember 2025

BI Optimistis, Suplai Dolar Membaik, Rupiah Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global


 BI Optimistis, Suplai Dolar Membaik, Rupiah Tetap Stabil di Tengah Ketidakpastian Global Tangkapan layar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjawab pertanyaan media dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan September 2025 secara daring di Jakarta, Rabu (17/9/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa ketersediaan dolar di pasar domestik terus menunjukkan perbaikan. Kondisi ini diyakini mampu memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika global yang masih penuh ketidakpastian.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025, efektif mendorong eksportir untuk mengonversi devisa mereka ke rupiah.

“Konversi sudah mencapai sekitar 87 persen. Artinya, mayoritas eksportir membawa dolar hasil ekspor ke dalam negeri dan menukarkannya ke rupiah. Dampaknya bisa dirasakan langsung di pasar, suplai dolar semakin membaik,” kata Destry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (17/9/2025).

Tak hanya itu, penempatan dana pada instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) kini mencapai 4,4 miliar dolar AS. Sementara Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) juga meningkat 100 juta dolar AS dalam sebulan terakhir menjadi 522 juta dolar AS.

Capaian positif juga terlihat dari transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT). Per Agustus 2025, nilai LCT tercatat 16,4 miliar dolar AS, melampaui total sepanjang 2024 sebesar 12,5 miliar dolar AS. Destry optimistis angka ini masih bisa naik hingga akhir tahun.

“Dengan empat bulan tersisa, peluang kenaikan LCT cukup besar. Ini akan membuat likuiditas mata uang di pasar lebih seimbang,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, BI memastikan tetap menjaga kestabilan rupiah melalui intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), Non-Deliverable Forward (NDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan, ketahanan eksternal Indonesia tetap solid berkat posisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang terjaga. Neraca perdagangan Juli 2025 mencatat surplus 4,2 miliar dolar AS, terutama ditopang ekspor produk pertanian dan manufaktur.

“Investasi langsung dan surplus portofolio juga mendukung transaksi modal dan finansial tetap stabil. Sampai 15 September 2025, investasi portofolio ke SBN mencatat net inflows sebesar 432 juta dolar AS, melanjutkan tren positif pada triwulan II 2025 yang mencapai 1,6 miliar dolar AS,” jelas Perry dilansir Antara.

Cadangan devisa Indonesia per akhir Agustus 2025 tercatat 150,7 miliar dolar AS, setara 6,3 bulan impor, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Dengan capaian tersebut, BI memperkirakan NPI 2025 akan tetap terjaga, ditopang defisit transaksi berjalan yang rendah (0,5–1,3 persen dari PDB) serta surplus transaksi modal dan finansial.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru