Selasa, 30 Desember 2025

Sumitronomics Jadi Andalan Pemerintah Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen


  • Selasa, 23 September 2025 | 19:30
  • | Ekonomi
 Sumitronomics Jadi Andalan Pemerintah Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa saat menyampaikan keterangan pers usai Rapat Paripurna DPR RI ke-5 di Gedung DPR RI di Jakarta, Selasa (23/9/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah akan mengadopsi strategi pembangunan ekonomi berbasis Sumitronomics untuk mendorong pertumbuhan hingga 8 persen pada tahun 2029.

Konsep Sumitronomics merupakan gagasan ekonom Indonesia, Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang juga ayah dari Presiden RI Prabowo Subianto. Strategi ini menekankan tiga pilar utama: pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, serta stabilitas nasional yang dinamis.

“Untuk mencapai status negara maju, arah pembangunan ekonomi Indonesia harus konsisten dijalankan dengan tiga pilar Sumitronomics. Pertama, pertumbuhan yang tinggi; kedua, distribusi manfaat pembangunan secara merata; dan ketiga, menjaga stabilitas nasional,” ujar Purbaya dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-5, Selasa (23/9/2025).

Target Pertumbuhan 8 Persen: Realistis Meski Penuh Tantangan

Purbaya mengakui target pertumbuhan 8 persen bukanlah hal mudah. Namun, ia menilai capaian tersebut tetap realistis jika strategi pembangunan dijalankan dengan konsisten. Sejarah mencatat sebelum krisis Asia 1997–1998, Indonesia mampu mencatat rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen.

Negara-negara Asia lain juga menjadi contoh. Korea Selatan dan Singapura pernah tumbuh rata-rata lebih dari 7,5 persen selama satu dekade, sementara China bahkan melampaui 10 persen pada periode 2003–2007.

APBN Jadi Katalis Pertumbuhan

Dalam Rancangan APBN 2026, pemerintah mendesain anggaran negara untuk menjadi katalis pertumbuhan. Fokusnya adalah mendorong perputaran ekonomi lebih cepat, menggerakkan sektor riil, serta menjaga daya beli masyarakat.

Purbaya menekankan bahwa sektor swasta tetap menjadi motor utama pertumbuhan, sementara APBN hadir untuk memperkuat sektor-sektor bernilai tambah tinggi sekaligus menjaga ketahanan sektor resilien.

“Sektor pertanian, manufaktur, padat karya, hingga pariwisata tetap kita dorong agar tumbuh optimal. Dengan begitu, lapangan kerja akan tercipta lebih luas,” tambahnya dilansir Antara.

Hilirisasi dan Insentif Fiskal

Selain itu, pemerintah memperkuat hilirisasi sumber daya alam dan menyediakan berbagai insentif fiskal, mulai dari tax holiday, super deduction untuk riset dan pelatihan, hingga pengembangan kawasan ekonomi khusus.

Langkah ini diharapkan mampu mempercepat aliran investasi, meningkatkan nilai tambah industri, serta memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Dengan strategi Sumitronomics, pemerintah optimistis Indonesia dapat mengejar target ambisius pertumbuhan 8 persen dan membuka jalan menuju status negara maju.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru