Selasa, 30 Desember 2025

Harga Bitcoin Terkoreksi, Investor Disarankan Terapkan Strategi DCA untuk Jangka Panjang


  • Minggu, 28 September 2025 | 16:00
  • | Ekonomi
 Harga Bitcoin Terkoreksi, Investor Disarankan Terapkan Strategi DCA untuk Jangka Panjang VP Indodax Antony Kusuma memberikan pemaparan terkait aset kripto di Jakarta (Antara/HO/Indodax)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pasar aset kripto kembali mengalami tekanan setelah harga sejumlah mata uang digital, termasuk Bitcoin (BTC), mencatatkan koreksi. Meski demikian, pelaku pasar menilai kondisi ini bisa menjadi peluang bagi investor untuk menerapkan strategi beli bertahap atau Dollar Cost Averaging (DCA).

Wakil Presiden Indodax, Antony Kusuma, menjelaskan bahwa dalam 24 jam terakhir total likuidasi posisi perdagangan kripto mencapai lebih dari 1,13 miliar dolar AS atau setara Rp19 triliun. Koreksi tersebut membuat harga Bitcoin sempat turun 2 persen hingga diperdagangkan di bawah 109.400 dolar AS. Ethereum (ETH) juga melemah ke kisaran 3.900 dolar AS.

Aset kripto lain turut terkoreksi, seperti Dogecoin (DOGE) yang merosot lebih dari 4 persen, XRP turun 4 persen, dan Solana (SOL) jatuh 5 persen. Akibatnya, kapitalisasi pasar kripto global susut hampir 3 persen menjadi 3,7 triliun dolar AS.

“Bagi investor jangka panjang, volatilitas ini bukan hanya risiko, tetapi juga peluang untuk mengakumulasi aset dengan harga lebih rendah,” jelas Antony dalam keterangan resminya, Minggu (28/9/2025).

Menurutnya, meski volatilitas cukup tinggi, kondisi tersebut justru bisa dimanfaatkan untuk akumulasi strategis. Penurunan harga pasca-pemangkasan suku bunga Federal Reserve dianggap sebagai fenomena wajar, di mana pasar cenderung memasuki fase konsolidasi sebelum mengalami pertumbuhan baru.

Antony menambahkan, data on-chain menunjukkan cadangan Bitcoin di bursa telah turun ke level terendah tahun ini, yakni 2,4 juta BTC. Hal itu menandakan kepercayaan investor jangka panjang tetap kuat.

Ia juga melihat peluang jangka menengah tetap terbuka, dengan potensi Bitcoin mencapai 125.000 dolar AS apabila sentimen institusional kembali meningkat.

“Tekanan jual memang besar, tetapi dukungan dari institusi dan kejelasan regulasi akan menjadi fondasi kokoh bagi pertumbuhan pasar kripto ke depan,” ungkapnya dilansir Antara.

Lebih lanjut, Antony menekankan pentingnya diversifikasi portofolio serta manajemen risiko agar investor dapat tetap bertahan menghadapi dinamika pasar kripto yang penuh gejolak.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru