Selasa, 30 Desember 2025

IHSG Diprediksi Bergerak Variatif, Investor Tunggu Data Ekonomi Domestik


  • Selasa, 30 September 2025 | 10:00
  • | Ekonomi
 IHSG Diprediksi Bergerak Variatif, Investor Tunggu Data Ekonomi Domestik Illustrasi - Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/am.)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak variatif pada Selasa (30/9/2025), seiring investor mencermati sejumlah data ekonomi domestik yang akan dirilis sepanjang pekan ini.

IHSG dibuka menguat 14,45 poin atau 0,18 persen ke level 8.137,69. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencerminkan 45 saham unggulan naik 1,90 poin atau 0,24 persen ke 804,35.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menyebutkan, “Investor menepis ketidakpastian terkait potensi penutupan pemerintah Amerika Serikat dan tetap fokus pada prospek pertumbuhan Artificial Intelligence (AI), sekaligus ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.”

Sentimen Domestik

Sejumlah data ekonomi Indonesia yang dinantikan pekan ini meliputi inflasi September 2025, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur, serta neraca perdagangan Agustus 2025. Data ini diyakini akan menjadi indikator penting bagi arah IHSG selanjutnya.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, fundamental ekonomi domestik tetap solid dengan prospek rupiah yang berpotensi menguat lebih lanjut.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto memastikan pemerintah akan mengalokasikan Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026. Program ini diproyeksikan menggulirkan Rp900 triliun ke perekonomian nasional, karena melibatkan petani lokal dan masyarakat luas, sehingga distribusi ekonomi lebih merata ke daerah.

Di sisi regulasi, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) bertentangan dengan UUD 1945. MK memberi waktu maksimal dua tahun bagi pemerintah untuk menata ulang UU ini, karena beberapa pasal dianggap menimbulkan ketidakpastian hukum dan perlakuan diskriminatif.

Sentimen Global

Meski risiko shutdown pemerintah AS meningkat mulai 1 Oktober 2025 akibat kebuntuan anggaran di Kongres, investor menilai dampaknya terhadap laba perusahaan akan relatif minim. Sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan berbeda: sebagian menekankan perlunya kebijakan moneter ketat untuk menekan inflasi, sementara yang lain membuka peluang penurunan suku bunga. CME FedWatch mencatat peluang 89 persen untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin (bps) pada pertemuan berikutnya dikutip Antara.

Pergerakan bursa global juga mencerminkan sentimen positif. Pada perdagangan Senin (29/9/2025), bursa Eropa menguat: Euro Stoxx 50 naik 0,14 persen, FTSE 100 Inggris naik 0,16 persen, DAX Jerman naik 0,02 persen, dan CAC Prancis naik 0,13 persen. Di Wall Street, indeks S&P 500 menguat 0,26 persen ke 6.661,21, Nasdaq naik 0,44 persen ke 24.611,70, dan Dow Jones meningkat 0,15 persen ke 46.316,07.

Di Asia, pergerakan bervariasi: Nikkei Jepang melemah 0,16 persen ke 44.972,50, Shanghai naik 0,24 persen ke 3.871,20, Hang Seng turun 0,11 persen ke 26.615,55, dan Strait Times menguat 0,22 persen ke 4.279,13.

Dengan beragam sentimen domestik dan global, pelaku pasar diharapkan tetap cermat dalam memantau perkembangan ekonomi dan arah pergerakan IHSG.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru