Selasa, 30 Desember 2025

Pasar Saham Cermati Musim Laporan Keuangan Kuartal III, IHSG Berpotensi Naik


 Pasar Saham Cermati Musim Laporan Keuangan Kuartal III, IHSG Berpotensi Naik Ilustrasi Sejumlah orang mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Antaranews

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan bergerak menguat terbatas pada perdagangan Jumat (3/10/2025). Sentimen utama datang dari dua arah: laporan keuangan emiten kuartal III dan dinamika global, khususnya isu shutdown pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menilai Oktober 2025 menjadi bulan penuh tantangan bagi pasar. “The Fed sedang dalam posisi sulit karena data ekonomi AS tertunda akibat shutdown. Hal ini menciptakan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga. Di sisi lain, musim laporan keuangan emiten kuartal III bisa menjadi katalis penting, meski kinerja yang buruk berpotensi menekan IHSG,” tulis mereka dalam riset harian.

Sentimen Domestik: Revisi UU BUMN

Dari dalam negeri, DPR RI baru saja mengesahkan revisi keempat UU BUMN. Perubahan besar terlihat dari status Kementerian BUMN yang kini beralih menjadi Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN).

Revisi ini mencakup 84 pasal dengan beberapa poin strategis, antara lain:

  • Penataan kepemilikan dan komposisi saham holding.
  • Larangan rangkap jabatan bagi pejabat BUMN.
  • Penguatan transparansi melalui BPK.
  • Pengisian komisaris berbasis profesionalisme dan kesetaraan gender.
  • Mekanisme peralihan pegawai dari Kementerian ke BP BUMN.

Perubahan regulasi ini dinilai menjadi salah satu faktor yang turut dicermati pelaku pasar, terutama terkait tata kelola perusahaan negara ke depan.

Sentimen Global: Dampak Shutdown Pemerintah AS

Dari mancanegara, perhatian investor tertuju pada shutdown pemerintahan AS yang sudah memasuki hari kedua. Kebuntuan anggaran antara Partai Demokrat dan Partai Republik membuat layanan federal lumpuh sebagian. Presiden Donald Trump menyebut kondisi ini sebagai momentum untuk memangkas lembaga federal.

Kondisi tersebut berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi AS, memperlambat pasar tenaga kerja, serta menunda rilis data penting seperti non-farm payrolls (NFP). Padahal, data NFP menjadi acuan The Fed dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.

Secara historis, shutdown tidak selalu memberikan dampak besar pada pasar. Namun kali ini, risikonya lebih tinggi karena ekonomi global sedang rapuh, valuasi pasar cenderung tinggi, dan kekhawatiran inflasi masih membayangi.

Bursa Global Menguat

Di tengah ketidakpastian tersebut, pasar saham global justru menutup perdagangan Kamis (2/10) dengan mayoritas menguat.

  • Eropa: Euro Stoxx 50 naik 1,13%, DAX Jerman menguat 1,28%, CAC Prancis naik 1,13%, sementara FTSE 100 Inggris melemah tipis 0,20%.
  • AS: Dow Jones naik 79,05 poin (+0,17%) ke 46.520,19, S&P 500 naik 0,06% ke 6.715,38, dan Nasdaq menguat 0,39% ke 24.892,76.
Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru