Loading
Senat AS loloskan paket pengeluaran bipartisan untuk akhiri shutdown. (ANTARA/Xinhua)
WASHINGTON, ARAHKITA.COM — Setelah lebih dari 40 hari kebuntuan, Senat Amerika Serikat akhirnya meloloskan paket pengeluaran bipartisan guna mengakhiri shutdown pemerintah terlama dalam sejarah negeri itu.
Pemungutan suara yang digelar Senin malam (10/11/2025) waktu setempat menghasilkan 60 suara setuju dan 40 suara menolak. Delapan senator Partai Demokrat memilih bergabung dengan Partai Republik demi mendorong disahkannya rancangan anggaran tersebut.
Isi Paket Anggaran
Paket kompromi ini akan mendanai sebagian besar lembaga federal hingga 30 Januari 2026, dengan pendanaan penuh untuk:
Selain itu, paket ini juga memastikan keberlanjutan Program Bantuan Gizi Tambahan (Supplemental Nutrition Assistance Program/SNAP), yang sebelumnya terancam berhenti akibat shutdown berkepanjangan.
Janji Tambahan untuk Partai Demokrat
Sebagai bagian dari kompromi, Pemimpin Mayoritas Senat John Thune menjanjikan bahwa Senat akan mengadakan pemungutan suara paling lambat awal Desember untuk memperpanjang subsidi Affordable Care Act (ACA), atau yang dikenal sebagai “Obamacare.”
Namun, beberapa senator Demokrat menilai janji itu belum cukup kuat. Mereka menegaskan bahwa komitmen tersebut hanyalah bentuk “janji pemungutan suara,” bukan jaminan hukum atas kelanjutan subsidi kesehatan yang akan berakhir di penghujung tahun.
Kritik dari Internal Demokrat
Pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer serta Bernie Sanders, senator independen asal Vermont, sama-sama menolak paket ini. Sanders bahkan menyebut kesepakatan tersebut sebagai “bencana politik”, dengan alasan Partai Demokrat tidak mendapatkan hasil berarti selain janji simbolis soal perawatan kesehatan.
Di sisi lain, delapan senator Demokrat yang menyetujui langkah ini mengatakan keputusan mereka merupakan bentuk kompromi demi mengakhiri penderitaan rakyat Amerika, yang terdampak langsung oleh lumpuhnya layanan publik selama lebih dari enam minggu dilansir Antara.
Masih Ada Pekerjaan Rumah
Meski telah lolos di Senat, rancangan undang-undang ini masih perlu disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan ditandatangani Presiden AS sebelum resmi mengakhiri shutdown.
Paket ini juga baru mencakup tiga dari total 12 RUU anggaran tahunan yang wajib disahkan Kongres. Artinya, sembilan RUU lain masih harus dinegosiasikan — membuka kemungkinan shutdown baru dalam dua bulan mendatang jika tidak tercapai kesepakatan lanjutan.