Loading
Arsip foto - Petani milenial memanen selada air sistem hidroponik di Desa Curahpetung, Kedungjajang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (12/10/2025). (ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/agr)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Siapa bilang bertani tak bisa bikin sejahtera? Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, kini sudah ada 27 ribu anak muda di berbagai daerah Indonesia yang sukses menjadi petani modern dengan pendapatan mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan.
Fenomena ini disebut Amran sebagai sinyal positif bahwa generasi muda mulai menaruh minat besar terhadap dunia pertanian, terutama setelah hadirnya teknologi modern yang membuat proses bercocok tanam semakin efisien dan menguntungkan.
“Mereka dari Merauke, Kalimantan, hingga Aceh pendapatannya rata-rata Rp15 sampai Rp20 juta. Pemerintah memberikan fasilitas dan alat pertanian secara hibah agar mereka bisa langsung produksi. Dan Insya Allah program ini berkelanjutan,” ujar Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/10/2025).
Baca juga:
Presiden Prabowo Resmi Tunjuk Mentan Amran Sulaiman sebagai Kepala Bapanas Gantikan Arief PrasetyoPertanian Modern Jadi Magnet Gen Z dan Milenial
Kementerian Pertanian terus berupaya mencetak lebih banyak petani muda lewat program pemberian alat pertanian gratis, pelatihan digital farming, dan pembangunan lahan pertanian baru seluas tiga juta hektare.
Amran menjelaskan, lahan tersebut akan dikembangkan dengan sistem kluster berbasis teknologi tinggi, meniru model pertanian di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China.
Pendekatan ini diharapkan bisa membuat pertanian lebih produktif sekaligus menarik minat generasi milenial dan Gen Z untuk menjadikannya sebagai profesi masa depan.
Tantangan: Dominasi Petani Usia Tua
Meski tren positif mulai terlihat, data Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor pertanian Indonesia masih didominasi petani berusia tua.
Sebanyak 70 persen petani berusia di atas 40 tahun, dengan komposisi terbesar dari Generasi X (42,39%) dan Baby Boomers (27,61%).Sementara itu, petani muda masih tergolong minoritas. Generasi Milenial baru mencapai 25,61 persen, sedangkan Generasi Z hanya sekitar 2,14 persen.
Meski begitu, Kementerian Pertanian optimistis jumlah petani muda akan terus meningkat seiring dengan transformasi digital pertanian, dukungan insentif, dan meningkatnya kesadaran bahwa bertani juga bisa menghasilkan kesejahteraan.