Selasa, 30 Desember 2025

BEI dan S&P Perkenalkan Tiga Indeks Baru, Dorong Daya Tarik Emiten Indonesia di Mata Investor Global


 BEI dan S&P Perkenalkan Tiga Indeks Baru, Dorong Daya Tarik Emiten Indonesia di Mata Investor Global Tangkapan layar - Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ignatius Denny Wicaksono memberikan pemaparan dalam Edukasi Wartawan terkait Pengembangan Indeks di BEI di Jakarta, Selasa (28/10/2025). ANTARA/Uyu Septiyati Liman.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali berinovasi untuk memperkuat daya tarik pasar modal nasional di kancah global. Bersama lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P), BEI resmi meluncurkan tiga indeks baru yang dirancang untuk memperluas pilihan investasi, terutama bagi investor institusional mancanegara.Ketiga indeks tersebut adalah S&P/IDX Indonesia ESG Tilted, S&P/IDX Dividend Opportunities, dan S&P/IDX Sharia High Dividend. Peluncurannya dijadwalkan pada 3 November 2025 mendatang.

Dorong Prinsip Investasi Berkelanjutan

Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, Ignatius Denny Wicaksono, menjelaskan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan emiten Indonesia ke pasar global yang semakin peduli pada aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Harapannya, investor global yang mengelola investasi pasif bisa memiliki lebih banyak alternatif indeks dari Indonesia. Jadi, tidak hanya investor lokal yang memakai indeks BEI, tapi juga dana-dana internasional,” ujar Denny di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Indeks S&P/IDX Indonesia ESG Tilted difokuskan untuk mengukur kinerja saham-saham berkapitalisasi besar dan menengah yang telah memenuhi standar keberlanjutan S&P Global. Emiten dari sektor yang bertentangan dengan prinsip United Nations Global Compact (UNGC) — seperti batu bara, tembakau, dan senjata — tidak akan dimasukkan ke dalam perhitungan indeks ini.

“Tujuannya agar semakin banyak perusahaan Indonesia yang bisa menembus indeks keberlanjutan dunia seperti Dow Jones Sustainability Index. Saat ini belum ada satu pun emiten lokal yang berhasil masuk,” tambah Denny.

Fokus pada Saham dengan Dividen Menarik

Selain indeks ESG, dua indeks lainnya yaitu S&P/IDX Dividend Opportunities dan S&P/IDX Sharia High Dividend disusun berdasarkan 30 saham dengan dividend yield tertinggi. Langkah ini diharapkan dapat membantu investor memperoleh portofolio yang lebih terdiversifikasi dan stabil.

Menurut Denny, S&P/IDX Dividend Opportunities berisi saham-saham dari kelompok S&P Indonesia LargeMidCap #45, sementara S&P/IDX Sharia High Dividend beranggotakan emiten yang masuk dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).

“Kalau kita bisa membagi portofolio ke 30 perusahaan dengan dividen tinggi, itu artinya diversifikasi kita sudah cukup baik,” jelasnya.

BEI Kembangkan Sistem Perhitungan Total Return

Denny juga mengungkapkan bahwa BEI tengah menyiapkan sistem baru untuk menghitung total return index yang mencakup harga saham sekaligus dividen. Selama ini, indeks BEI masih menggunakan price return, sehingga belum sepenuhnya mencerminkan performa emiten yang rajin membagikan dividen.

“Saat perusahaan bagi dividen, harga saham biasanya turun, dan itu membuat performanya terlihat jelek di indeks. Padahal, kalau dihitung total return-nya, hasilnya bisa lebih akurat,” tuturnya dikutip Antara.

Langkah ini menunjukkan komitmen BEI untuk terus meningkatkan transparansi, inovasi, dan daya saing pasar modal Indonesia di mata dunia.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru