Loading
Siklus 4 tahun Bitcoin. Sumber: @onchaincollege.
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Dinamika politik global ternyata masih jadi faktor besar yang mengguncang pasar kripto. Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, menunjukkan bahwa geopolitik tetap menjadi penggerak utama sentimen investor, terutama di pasar aset digital.
Antony menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir, pasar kripto mengalami fase konsolidasi setelah volatilitas yang cukup tinggi. Harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) masing-masing terkoreksi sekitar 1,6 persen, diikuti turunnya kapitalisasi pasar kripto global sebesar 0,77 persen.
“Pergerakan harga saat ini menunjukkan bagaimana pasar digital menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi makroekonomi global yang sangat cepat,” jelas Antony dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Ia menambahkan, investor kini tidak lagi terpaku hanya pada kebijakan suku bunga atau langkah moneter The Fed, melainkan juga mulai memperhitungkan aspek geopolitik, arus modal institusional, dan psikologi pasar.
Pasar Mulai Rasional Hadapi Tekanan Global
Koreksi harga kripto yang terjadi usai pengumuman kebijakan The Fed, menurut Antony, adalah bentuk reaksi pasar yang semakin rasional. Pertemuan Trump–Xi sendiri memberi sinyal bahwa isu geopolitik tetap memegang peran penting dalam menggerakkan pasar keuangan dunia, termasuk kripto.
Kesepakatan terkait tarif dan penyelesaian isu rare earths memang memberi angin segar, tapi pasar cenderung menunggu langkah konkret sebelum mengambil posisi besar,” ujarnya.
Momentum untuk Akumulasi, Bukan Panik
Antony menilai volatilitas bukan alasan untuk takut, justru bisa menjadi peluang strategis bagi investor kripto.
“Investor yang bijak akan memanfaatkan fluktuasi ini untuk melakukan akumulasi, bukan sekadar mengikuti tren harga jangka pendek,” katanya.
Ia mengingatkan pentingnya disiplin, diversifikasi, dan pemahaman fundamental aset digital. Dengan membaca konteks ekonomi global dan perilaku investor institusional, pelaku pasar bisa lebih siap menghadapi ketidakpastian jangka pendek sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang.
Interaksi Kebijakan Moneter dan Pasar Digital
Lebih lanjut, Antony menegaskan bahwa hubungan antara kebijakan moneter dan sentimen pasar digital semakin erat.
“Pemangkasan suku bunga dan pertemuan Trump–Xi memang memberi sinyal likuiditas tambahan, tapi dampaknya tetap bergantung pada kondisi ekonomi riil dan ekspektasi investor,” jelasnya dikutip Antara.
Kombinasi antara kebijakan moneter The Fed dan isu perdagangan internasional kini menciptakan tekanan sekaligus peluang bagi aset digital.
Antony juga menyoroti bahwa investor institusional sudah mulai menunjukkan kedewasaan, memanfaatkan momentum koreksi untuk melakukan akumulasi, sementara investor ritel disarankan untuk terus memperbarui informasi, menyesuaikan strategi, dan melakukan analisis mandiri sebelum mengambil keputusan investasi.