Loading
Layar menampilkan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/agr
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi di akhir perdagangan Selasa (11/11/2025). Setelah sempat dibuka menguat, laju indeks berbalik arah ke zona merah akibat aksi profit taking atau ambil untung yang dilakukan sebagian investor.
IHSG ditutup melemah 24,73 poin atau turun 0,29 persen ke level 8.366,51. Sementara indeks LQ45 juga ikut terkoreksi 0,26 persen ke posisi 842,69.
Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menjelaskan bahwa tekanan jual ini wajar terjadi karena IHSG berada di level yang sudah tergolong overbought.“Koreksi indeks lebih karena aksi ambil untung di tengah kondisi pasar yang sudah naik cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir,” ujarnya di Jakarta.
Data Ekonomi Domestik Masih Positif
Meski IHSG terkoreksi, data ekonomi dalam negeri menunjukkan tren positif. Penjualan ritel nasional tumbuh 3,7 persen (yoy) pada September 2025, naik dari 3,5 persen pada bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini menandai kenaikan ritel selama enam bulan berturut-turut.
Sementara itu, penjualan mobil masih menunjukkan penurunan, yakni 4,4 persen (yoy) di Oktober 2025 menjadi 74.019 unit. Namun, laju penurunannya mulai melambat dibanding bulan-bulan sebelumnya, dengan volume penjualan tertinggi sejak Desember 2024.
Secara kumulatif, sepanjang Januari–Oktober 2025, penjualan mobil tercatat turun 10,6 persen (ytd) menjadi 635.844 unit.
Baca juga:
IHSG Kamis Pagi Melemah, Ini PenyebabnyaSentimen Global Masih Campur Aduk
Dari luar negeri, kabar positif datang dari negosiasi antara Amerika Serikat dan Swiss yang hampir mencapai kesepakatan pengurangan tarif impor sebesar 39 persen untuk produk Swiss.
Sementara dari Eropa, pasar menantikan rilis data Wholesale Prices Jerman untuk Oktober 2025, yang diperkirakan tumbuh 0,3 persen (mtm) dan 1,1 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Sektor Energi Jadi Penopang
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, lima sektor berhasil menguat. Sektor energi memimpin dengan kenaikan 1,68 persen, diikuti sektor transportasi & logistik (1,48 persen) dan infrastruktur (1,29 persen).
Sebaliknya, enam sektor lainnya melemah. Sektor keuangan turun paling dalam sebesar 1,22 persen, disusul sektor barang konsumen primer (-0,75 persen) dan barang baku (-0,61 persen).
Saham Aktif dan Perdagangan Harian
Saham-saham yang mencatat penguatan terbesar antara lain DART, KOBX, BUMI, MORA, dan PJHB.Sedangkan saham yang melemah paling signifikan yakni TALF, CHEM, SPRE, NRCA, dan NAYZ.Total frekuensi perdagangan hari ini mencapai 3,12 juta kali transaksi, dengan 71,06 miliar saham berpindah tangan senilai Rp27,59 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 290 saham menguat, 378 melemah, dan 147 stagnan.
Pergerakan Bursa Asia
Pasar saham regional Asia sore ini bergerak bervariasi.
Kondisi ini menunjukkan sentimen pasar global masih cenderung hati-hati menjelang rilis data inflasi dan kebijakan suku bunga terbaru dari beberapa negara besar.
Koreksi IHSG hari ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung jangka pendek. Meski begitu, fundamental ekonomi domestik yang masih solid bisa menjadi penopang bagi pergerakan pasar dalam jangka menengah dikutip Antara.
Investor disarankan tetap mencermati sentimen global dan kinerja emiten sektor keuangan serta energi yang masih berpotensi menjadi penentu arah IHSG pekan ini.