Loading
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers 13th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11/2025) (ANTARA/Bayu Saputra)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan proses negosiasi tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah berada di tahap final. Pemerintah menargetkan kesepakatan yang memungkinkan sejumlah komoditas unggulan Indonesia dibebaskan tarif dapat tuntas tahun ini.
Airlangga menyampaikan perkembangan tersebut saat menghadiri 13th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin (17/11/2025). Menurutnya, hampir seluruh dokumen negosiasi telah dibahas kedua pihak.
“Hampir semua teks sudah kita selesaikan dan sudah kita kirim ke Amerika. Sekarang tinggal finalisasi legal drafting di kedua sisi,” ujar Airlangga.
Tak Ada Keberatan dari Mitra Dagang Lain
Airlangga menegaskan bahwa tidak ada protes dari negara mana pun terkait kesepakatan tarif khusus Indonesia-AS, termasuk dari Inggris.
Meski begitu, ia memahami bahwa setiap fasilitas khusus yang diberikan pada satu negara biasanya akan memunculkan minat dari negara lain.“Tidak ada protes, saya sudah bicara dengan Inggris. Wajar saja kalau negara lain kemudian ingin fasilitas serupa,” katanya.
Indonesia Tetap Jaga Keseimbangan Kerja Sama
Pemerintah memastikan fleksibilitas hubungan dagang tetap terjaga. Indonesia masih memiliki berbagai payung kerja sama perdagangan dengan mitra strategis lain, mulai dari CEPA dengan Uni Eropa, Kanada, hingga China. Hal ini dinilai penting untuk mengelola dinamika dagang tanpa memicu tensi antarnegara.
Komoditas RI Berpotensi Nikmati Tarif 0%
Dalam kesepakatan dengan AS, sejumlah komoditas Indonesia yang tidak diproduksi Amerika berpeluang menikmati tarif 0 persen. Daftar komoditas tersebut antara lain:
Sementara itu, tarif untuk tekstil dan alas kaki masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
Sebelumnya, AS telah menyetujui penurunan tarif untuk sejumlah produk Indonesia, dari ancaman awal 32 persen menjadi 19 persen.
Komitmen Impor untuk Seimbangkan Neraca Dagang
Sebagai bagian dari negosiasi, Indonesia memberikan komitmen untuk meningkatkan impor dari AS. Langkah ini dinilai penting untuk mengimbangi surplus perdagangan Indonesia dikutip Antara.
Pemerintah menargetkan:
Di sisi investasi, terdapat rencana pembangunan fasilitas blue ammonia di AS senilai 10 miliar dolar AS, serta sejumlah investasi lain untuk proyek strategis di Indonesia.
Dengan paket perdagangan dan investasi yang semakin komprehensif, Airlangga optimistis neraca dagang Indonesia-AS akan kembali seimbang dalam waktu dekat.