Loading
Arsip-Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat meresmikan Wiraraja Industrial Park, Batam, Senin (5/6/2023) (ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Batam kembali menjadi sorotan global setelah konsorsium perusahaan Amerika Serikat dan Jerman memastikan pembangunan fasilitas industri semikonduktor, hilirisasi pasir silika, dan produksi kaca dengan nilai investasi mencapai 26,73 miliar dolar AS atau sekitar Rp444 triliun. Proyek raksasa ini akan berlokasi di Wiraraja Green Renewable Energy and Smart-Eco Industrial Park (GESEIP), Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Investasi tersebut digerakkan oleh konsorsium PT Quantum Luminous Indonesia, PT Terra Mineral Nusantara, dan Tynergy Group (PT Energy Tech Indonesia, PT Essence Global Indonesia). Ketiganya berkolaborasi untuk menghadirkan rantai produksi semikonduktor terintegrasi, mulai dari pemanfaatan pasir silika hingga proses manufaktur chip dan produk turunan lainnya.
Presiden Direktur PT Quantum Luminous Indonesia, Walter Grieves, menjelaskan bahwa pihaknya telah melalui sejumlah pertemuan intensif dengan BP Batam, terutama terkait kesiapan lahan, pasokan utilitas, dan dukungan infrastruktur yang dibutuhkan untuk fasilitas industri berskala besar tersebut.
“Kami menargetkan konstruksi dimulai pada awal 2026, setelah seluruh persetujuan dari BP Batam selesai,” ujarnya. Ia menekankan bahwa pabrik ini ditujukan untuk menopang permintaan global terhadap chip dan perangkat elektronik, sekaligus menghadirkan fasilitas manufaktur solar cell serta hilirisasi silika di Indonesia.
Sebagai langkah percepatan, konsorsium kini tengah menyelesaikan seluruh proses perizinan agar pembangunan tahap pertama dapat segera berjalan. Status proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) membuat percepatan izin menjadi hal krusial—baik untuk kepastian investasi, kesiapan rantai pasok, maupun pembukaan lapangan kerja dan transfer teknologi.
PT Quantum Luminous Indonesia dan Tynergy Group juga menegaskan kesiapan mereka untuk bergerak cepat begitu izin teknis dan administratif dirampungkan. Mereka menyatakan komitmen untuk mendukung penguatan industri teknologi Indonesia sekaligus memperkuat kehadiran global di sektor semikonduktor.
Sebagai bentuk transparansi dan kerja sama, perusahaan turut mengundang para pemangku kepentingan untuk melihat langsung proses produksi di fasilitas induk mereka di AS dan Jerman.
“Kami sudah mengirimkan surat percepatan izin kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi, dan sebelumnya juga menandatangani komitmen investasi pada ajang Anugerah Investasi yang digelar BP Batam,” tambah Walter dikutip Antara.
Komitmen pembangunan pabrik ini pertama kali dikukuhkan melalui MoU pada November 2023, dan kini memasuki tahap percepatan realisasi sebagai salah satu investasi terbesar di sektor teknologi Indonesia.