Loading
Ilustrasi -84% masyarakat kini lebih mengutamakan inner wellness dibandingkan produk skincare. (Tangkapan Layar)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Lanskap kecantikan Indonesia tengah mengalami pergeseran besar. Survei Inventure–Alvara 2025 terhadap 573 responden menunjukkan bahwa 84% masyarakat kini lebih mengutamakan inner wellness dibandingkan produk skincare. Hanya 16% responden yang masih menempatkan skincare sebagai fokus utama perawatan diri. Angka ini memperlihatkan bagaimana makna “cantik” ikut berubah seiring tekanan ekonomi dan pola hidup masa kini.
Alih-alih berburu “glow” lewat serum atau krim mahal, konsumen mulai mengejar kualitas tidur yang lebih baik, pola makan bersih, pengelolaan stres, hingga rutinitas suplementasi yang lebih teratur. Wellness menjadi fondasi baru kecantikan modern, menggantikan pendekatan lama yang semata bertumpu pada tampilan luar.
Temuan tersebut dipaparkan dalam forum Business Outlook 2026: Winning in The Era of Dormant Economy yang digelar di Jakarta, Selasa (9/12/2025).
Yuswohady, Managing Partner Inventure, menyebut perubahan ini sebagai bentuk kecerdasan baru konsumen dalam mengatur pengeluaran. Ia menegaskan bahwa frugal consumer bukan berhenti merawat diri, tetapi mengalihkan anggaran dari kosmetik menuju perawatan tubuh yang dampaknya lebih terasa dan berjangka panjang.
“Mereka ingin merawat akar masalah, bukan sekadar memperbaiki permukaan,” ujarnya.
Dalam kondisi dormant economy, konsumen semakin selektif. Mereka hanya mau membayar hal-hal yang benar-benar memberi manfaat nyata. Keseimbangan fisik dan mental dianggap memberi return lebih besar dibanding membeli skincare premium yang hasilnya tidak selalu signifikan atau cepat terlihat.
Fenomena ini juga dipengaruhi tekanan kehidupan urban yang semakin tinggi. Banyak orang mencari ketenangan, energi, tidur berkualitas, dan kestabilan emosi—sesuatu yang tidak bisa ditawarkan oleh skincare, tetapi dapat dicapai melalui gaya hidup wellness.
Dengan kata lain, wellness bukan lagi sekadar kategori produk; ia telah berkembang menjadi cara hidup bagi banyak masyarakat Indonesia.