Selasa, 30 Desember 2025

Era Dormant Economy: Tenor Pendek Jadi Pilihan Utama Pembeli Kendaraan


 Era Dormant Economy: Tenor Pendek Jadi Pilihan Utama Pembeli Kendaraan Grafis Mayoritas konsumen kini memilih kredit kendaraan ber-tenor pendek demi keamanan finansial di tengah ekonomi lesu. (Tangkapan Layar Hasil Riset Inventure–Alvara 2025)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Ketika ekonomi bergerak lambat dan biaya hidup terus menanjak, cara masyarakat mengambil kredit kendaraan pun ikut berubah. Riset kolaborasi Inventure–Alvara 2025 terhadap 247 responden menemukan bahwa mayoritas konsumen kini menghindari kredit dengan tenor panjang. Sebanyak 53% responden menolak skema cicilan jangka panjang, meski potongan cicilannya terlihat lebih ringan. Hanya 47% yang masih bersedia memilih tenor panjang.

Data ini menegaskan satu hal: konsumen semakin berhati-hati dan ingin mengamankan kondisi finansial keluarga. Dalam situasi “dormant economy”, ketika pendapatan stagnan dan harga kebutuhan terus naik, komitmen kredit jangka panjang dinilai justru menghadirkan risiko baru. Tenor panjang dipersepsikan sebagai beban yang memperbesar total bunga, memperpanjang ketidakpastian, serta membuat konsumen sulit mengatur ulang keuangan bila terjadi guncangan.

Temuan tersebut dipresentasikan dalam Business Outlook 2026: Winning in The Era of Dormant Economy, Selasa (9/12/2025) di Jakarta.

Frugal Consumer Lebih Sensitif pada Risiko Jangka Panjang

Managing Partner Inventure, Yuswohady, menjelaskan bahwa preferensi ini sejalan dengan karakter frugal consumer yang kian dominan di pasar. “Konsumen yang frugal sangat sensitif terhadap risiko jangka panjang. Mereka menghindari komitmen yang membatasi fleksibilitas keuangan. Tenor pendek bukan soal cicilan mahal atau murah, tetapi soal kontrol dan ruang gerak saat ekonomi tidak pasti,” ujarnya.

Dari perspektif riset perilaku, perubahan ini menunjukkan bahwa konsumen makin matang dalam menilai implikasi pembiayaan. Mereka tidak sekadar mengejar cicilan rendah, tetapi juga memikirkan bagaimana cicilan tersebut memengaruhi stabilitas finansial mereka beberapa tahun ke depan.

Kehati-hatian Publik Meningkat

CEO Alvara Research Center, Hasannudin Ali, menambahkan bahwa kecenderungan memilih tenor pendek mencerminkan meningkatnya kewaspadaan publik. Menurutnya, kini masyarakat menilai kredit secara lebih menyeluruh: besarnya total biaya, risiko bunga jangka panjang, dan dampaknya terhadap keseimbangan keuangan keluarga. Karena itu, kredit yang cepat lunas dianggap lebih aman dan memberi ruang bernapas lebih besar.

Pembelian Tetap Berjalan, Tapi Sangat Selektif

Menariknya, perubahan perilaku ini tidak membuat konsumen menunda pembelian kendaraan. Mobil atau motor tetap dibeli, namun struktur pembiayaannya harus aman, fleksibel, dan tidak membebani. Inilah ciri kuat dari frugal consumer di era perlambatan ekonomi: mereka tetap konsumtif, tetapi sangat selektif.

Peluang dan Tantangan bagi Industri Pembiayaan

Bagi industri otomotif dan lembaga pembiayaan, tren ini merupakan sinyal penting. Model kredit berbasis tenor panjang sudah tidak lagi menjadi “jualan utama” seperti dulu. Konsumen kini menimbang total cost of ownership, stabilitas bunga, serta kemampuan mereka menjaga cashflow di tengah ekonomi yang tidak agresif.

Ke depan, pasar membutuhkan produk kredit yang lebih adaptif, lebih transparan, dan mampu mengikuti pola keuangan masyarakat yang semakin realistis dan defensif. Penyedia pembiayaan yang mampu menawarkan fleksibilitas dan keamanan jangka panjang akan lebih relevan bagi konsumen.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru