Loading
Pembinaan yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat UTA ’45 Jakarta yaitu berupa webinar yang dilakukan melalui aplikasi zoom beberapa waktu yang lalu. (Foto: Tangkapan Layar)
JAKARTA,ARAHKITA.COM - Pemanfaatan sumber pangan lokal di Papua masih dilakukan secara tradisional, baik dari aspek budidaya maupun pengelolaan pascapanen. Dengan demikian diperlukan percepatan adopsi teknologi pemanfaatan sumber pangan lokal yang diharapkan dapat menjadi salah satu penyangga ketahanan pangan di daerah.
Maka perlunya pembinaan kepada masyarakat papua dalam memanfaatkan sumber pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif. Hingga saat ini sagu masih merupakan sumber pangan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat papua secara turun temurun. Pembinaan yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat UTA ’45 Jakarta yaitu berupa webinar yang dilakukan melalui aplikasi zoom beberapa waktu yang lalu.
Nina Jusnita.,S.Si,M.Si selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa kegiatan webinar ini berupa sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat mengenai Pemanfaatan Komoditas Pangan Lokal Sebagai Sumber Pangan Alternatif di Papua. “Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan alternatif pangan lokal yang ada di wilayah Papua yang dapat digunakan sebagai sumber pangan,”ujarnya.
Namun demikian kata Nina, sosialisasi pemanfaatan sumber pangan alternatif tersebut belum dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat mulai bergantung pada sumber pangan beras karena selain enak juga mudah diperoleh.
Peserta webinar adalah siswa dan siswi SMA di wilayah Papua yang dapat menggunakan aplikasi zoom.
Sementara narasumber pada webinar ini, Dwi Yunisa mengatakan bahwa kondisi agroekosistem Papua sangat mendukung pengembangan komoditas pertanian, terutama komoditas pangan spesifik lokal. Namun, pengembangan komoditas tersebut tidak merata di dataran Papua, kecuali ubi jalar yang dapat dijumpai di berbagai wilayah, baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi, terutama pada wilayah pegunungan tengah.
“Selain ubi jalar, sagu juga merupakan bahan makanan pokok bagi masyarakat Papua, terutama yang berdomisili di dataran rendah atau di pesisir pantai atau danau. Sagu tumbuh baik pada daerah rawa, meskipun dapat pula tumbuh di daerah kering. Papua merupakan salah satu wilayah yang memiliki hutan sagu terluas di Indonesia,”kata Dwi Yunisa.
Lebih lanjut Dwi Yunisa mengatakan sumber pangan spesifik lokal Papua seperti ubi jalar, talas, gembili, sagu, dan jawawut telah dibudidayakan oleh masyarakat asli Papua secara turun-temurun. Komoditas tersebut telah menjadi sumber bahan makanan utama bagi masyarakat Papua.
“Sumber pangan alternatif yang beragam di Papua, mulai dari umbi-umbian, serealia, buah-buahan, dan bahkan tanaman obat dapat menyediakan pangan yang cukup bagi masyarakat setempat sehingga terhindar dari kekurangan gizi (malnutrition) atau kelaparan,”ungkap Dwi Yunisa.
Menurut Dwi Yunisa sosialisasi pemanfaatan sumber pangan alternatif tersebut belum dilakukan secara bijak dan berkelanjutan. Selain itu, masyarakat mulai bergantung pada sumber pangan beras karena selain enak juga mudah diperoleh. Hal tersebut merupakan salah satu dampak kebijakan pemerintah yang hanya terfokus pada terjaminnya ketersediaan beras. Kebijakan tersebut tanpa disadari telah mengubah menu karbohidrat masyarakat dari nonberas ke beras, terutama pada daerah yang secara tradisional mengonsumsi pangan bukan beras, seperti kawasan timur Indonesi.
“Pemanfaatan sumber pangan lokal di Papua masih dilakukan secara tradisional, baik dari aspek budidaya maupun pengelolaan pascapanen. Dengan demikian diperlukan percepatan adopsi teknologi pemanfaatan sumber pangan lokal yang diharapkan dapat menjadi salah satu penyangga ketahanan pangan di daerah,”jelasnya.
Berbagai sumber pangan lokal Papua, baik yang telah dibudidayakan maupun yang tumbuh liar, telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pangan maupun pelengkap upacara adat. Tanaman pangan lokal yang dimaksud adalah tanaman yang dapat menjadi sumber pangan alternatif sebagai pengganti atau substitusi beras. Tanaman pangan lokal yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber pangan secara turun-temurun adalah umbi-umbian (ubi jalar, talas, dan gembili), sagu, dan jawawut.
Dengan kondisi dan permasalahan yang telah dijelaskan kata Dwi Yunisa, maka perlunya pembinaan kepada masyarakat papua dalam memanfaatkan sumber pangan local sebagai sumber pangan alternatif. Hingga saat ini sagu masih merupakan sumber pangan utama yang dikonsumsi oleh masyarakat papua secara turun temurun. Pembinaan yang dilakukan oleh tim pengabdian kepada masyarakat UTA ’45 Jakarta yaitu berupa webinar yang dilakukan melalui aplikasi zoom.
Kegiatan webinar ini berupa sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat mengenai Pemanfaatan Komoditas Pangan Lokal Sebagai Sumber Pangan Alternatif Di Papua. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan alternatif pangan lokal yang ada di wilayah Papua yang dapat digunakan sebagai sumber pangan.
Peserta webinar adalah siswa dan siswi SMA di wilayah Papua yang dapat menggunakan aplikasi zoom.