Selasa, 30 Desember 2025

Shenzhen dan Masa Depan Kota Pintar: Makanan Datang Lewat Drone, Motor Listrik Bisa Cas di Taman


  Shenzhen dan Masa Depan Kota Pintar: Makanan Datang Lewat Drone, Motor Listrik Bisa Cas di Taman Akhir Juni 2025, Prof. Tjandra Yoga Aditama berkunjung ke Shenzhen, China, untuk menghadiri The 2025 International Symposium for One Health Research and Practice. (Foto: Istimewa)

AKHIR Juni 2025, Prof. Tjandra Yoga Aditama berkunjung ke Shenzhen, China, untuk menghadiri The 2025 International Symposium for One Health Research and Practice. Namun, di sela-sela kegiatan ilmiah itu, ada dua pengalaman unik yang menyentuh langsung wajah masa depan kota pintar: pengantaran makanan lewat drone dan parkiran motor listrik dengan stop kontak umum.

Makan Sushi Kiriman Drone

Pemandangan itu terjadi di sebuah taman pinggir laut di Shenzhen. Ketika itu, para peserta simposium sedang bersantai menikmati suasana kota. Salah satu pengunjung terlihat memesan makanan—bukan lewat gawai, tapi melalui mesin kecil seperti vending machine.

Tak lama, drone berwarna kuning muncul dari langit, melayang turun dan mendarat tepat di atas mesin. Atap mesin terbuka otomatis, dan drone menurunkan kotak makanan ke dalamnya. Setelah itu, drone terbang kembali dan makanan pun siap diambil dari laci mesin.

“Saya dan teman-teman dari berbagai negara sangat takjub. Kami menyaksikan langsung bagaimana sistem ini bekerja dengan rapi dan cepat.

Seolah menonton masa depan sedang berlangsung di depan mata,” ujar Prof. Tjandra.

Menu yang tersedia pun bervariasi—dari sushi, ayam goreng, hingga roti isi. Inovasi ini bukan sekadar atraksi, melainkan sistem logistik berbasis teknologi tinggi yang sudah terintegrasi dalam kehidupan kota. Shenzhen memang dikenal sebagai salah satu kota pionir di China dalam penggunaan drone untuk pengiriman makanan di ruang publik seperti taman.

Cas Motor Listrik Sambil Parkir? Bisa!

Pengalaman menarik lainnya adalah soal kendaraan listrik roda dua—sepeda, skuter, dan motor—yang sangat mendominasi jalanan Shenzhen. Tidak hanya itu, kota ini juga menyediakan jalur khusus kendaraan listrik di sisi trotoar.

Namun yang lebih mencengangkan, di beberapa area parkir tersedia deretan stop kontak umum untuk mengecas kendaraan. Artinya, warga yang memarkir motor listriknya bisa sekaligus mengisi daya tanpa harus ke stasiun pengisian tersendiri.

“Sebuah solusi sederhana tapi cerdas. Kita bisa bayangkan dampaknya kalau diterapkan di kota-kota besar di Indonesia—ramah lingkungan dan sangat memudahkan,” tambah Prof. Tjandra.

Kota yang Berpikir ke Depan

Pengalaman ini menjadi catatan penting tentang bagaimana Shenzhen menjalankan visinya sebagai kota pintar dan berkelanjutan. Dari inovasi logistik makanan hingga infrastruktur kendaraan listrik, kota ini membuktikan bahwa teknologi tidak hanya soal kemajuan, tetapi juga soal kemudahan dan kenyamanan hidup sehari-hari.

Sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI dan Adjunct Professor di Griffith University, Prof. Tjandra kerap berbagi perspektif global. Dalam kunjungannya ke China kali ini, ia bukan hanya membahas kesehatan dalam forum internasional, tapi juga menyaksikan langsung bagaimana kesehatan kota dan teknologi saling menopang.

“Bayangkan jika kota-kota kita bisa mencontoh sistem ini. Tak hanya membantu mobilitas dan efisiensi, tapi juga menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan modern,” tutupnya.

Editor : Farida Denura
Penulis : Prof. Tjandra Yoga Aditama

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Feature Terbaru