Selasa, 30 Desember 2025

Penelitian: CO2 Meningkat, Kandungan Gizi Tanaman Menurun


 Penelitian: CO2 Meningkat, Kandungan Gizi Tanaman Menurun Penelitian: CO2 Meningkat, Kandungan Gizi Tanaman Menurun. (Pixabay)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer membuat hasil pertanian menjadi lebih berkalori, namun kehilangan sebagian besar nilai gizinya. Temuan ini diungkap dalam sebuah studi terbaru yang meneliti dampak meningkatnya konsentrasi CO2 terhadap kandungan nutrisi berbagai tanaman pangan utama dunia.

Penelitian yang dipimpin oleh Sterre ter Haar, dosen Universitas Leiden, Belanda, menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam komposisi nutrisi tanaman. Meski hasil panen cenderung meningkat seiring naiknya kadar karbon dioksida, kandungan mineral penting seperti seng dan zat besi justru menurun, sementara kadar timbal mengalami peningkatan.

Para peneliti, dilansir The Guardian, menggabungkan hampir 60.000 data pengukuran dari berbagai penelitian sebelumnya, mencakup 32 jenis nutrisi pada 43 tanaman, termasuk beras, gandum, kentang, dan tomat. Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan karbon dioksida berdampak linier terhadap perubahan nutrisi, sehingga semakin tinggi kadar CO2, semakin besar pula penurunan kualitas gizi tanaman.

Studi ini membandingkan kondisi tanaman pada kadar karbon dioksida 350 bagian per juta, yang dianggap sebagai tingkat aman terakhir, dengan konsentrasi 550 bagian per juta yang diperkirakan akan tercapai sekitar tahun 2065. Rata-rata nutrisi tanaman menurun hingga 3,2 persen, dengan penurunan paling tajam terjadi pada seng, terutama pada tanaman kacang-kacangan yang penurunannya diperkirakan mencapai 37,5 persen.

Penurunan signifikan juga ditemukan pada protein, seng, dan zat besi dalam tanaman pangan pokok seperti beras dan gandum. Kondisi ini dinilai berpotensi memicu kelaparan tersembunyi, yakni situasi ketika masyarakat mengonsumsi cukup kalori tetapi kekurangan nutrisi penting bagi kesehatan.

Saat ini, kadar karbon dioksida di atmosfer telah mencapai sekitar 425 bagian per juta dan dinilai sudah berkontribusi terhadap penurunan kualitas gizi tanaman. Temuan tersebut menegaskan bahwa dampak perubahan iklim tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga langsung berpengaruh pada kualitas makanan yang dikonsumsi manusia.

Para ahli menyambut studi ini sebagai pijakan penting untuk penelitian lanjutan, meskipun menekankan bahwa faktor lain seperti penggunaan pupuk dan praktik pertanian juga berperan dalam menentukan kualitas nutrisi tanaman. Peneliti menilai diperlukan eksperimen lanjutan untuk mengembangkan strategi pemuliaan tanaman yang mampu mempertahankan kandungan gizi di tengah tekanan lingkungan akibat perubahan iklim.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru