Loading
Perwakilan Tetap Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Iran mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengecam pernyataan ancaman yang dilontarkan oleh Amerika Serikat dan Israel terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Desakan itu disampaikan Perwakilan Tetap Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, melalui surat resmi pada Jumat.
Pernyataan tersebut merespons unggahan mantan Presiden AS Donald Trump di platform Truth Social. Dalam unggahan tersebut, Trump menyebut dirinya tahu lokasi Khamenei dan menyatakan tidak akan mengizinkan militer AS atau Israel "mengakhiri hidupnya." Trump juga mengklaim bahwa dirinya telah menyelamatkan Khamenei dari "kematian yang sangat buruk dan memalukan."
"Ancaman sembrono dan disengaja oleh pejabat senior tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam PBB, khususnya Pasal 2(4), yang secara tegas melarang ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara," kata utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, dalam suratnya pada Jumat.
"Mereka juga melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang sudah kukuh, termasuk hak Kepala Negara untuk tidak diganggu gugat, dan merupakan hasutan yang jelas untuk melakukan terorisme negara," imbuh surat tersebut, dikutip Antara.
Surat tersebut ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Presiden Dewan Keamanan PBB untuk bulan Juni, Duta Besar Guyana untuk PBB Carolyn Rodriguez-Birkett, dan Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang.
Iravani meminta PBB mengutuk ancaman pembunuhan oleh Israel dan AS itu dan "mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan akuntabilitas atas tindakan-tindakan yang salah secara internasional ini."
Misi Tetap Iran di PBB menyatakan di X bahwa mereka mendesak Guterres, Rodriguez-Birkett dan Yang untuk "menjalankan tanggung jawab hukum mereka terhadap retorika kriminal dan provokatif tersebut."
Pada Kamis, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mendeklarasikan kemenangan Iran atas Israel setelah konflik yang berlangsung selama 12 hari.
Dia juga mengatakan bahwa Teheran yakin telah memenangkan konfrontasi dengan Washington, menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran